"Hmm, bagaimana kau bisa yakin?" Andre mengambil sepotong roti di atas piring di atas meja, mengolesinya dengan selai strawberry, dan berkata dengan suara pelan, "Mereka tidak tahu karena mereka tidak mengamatinya dengan cermat. Mungkinkah saat aku melihatmu, apakah ekspresi di mataku itu adalah cinta?"
"Tidak." Nayla menjawab dengan cepat tanpa ragu.
"Kalau bukan cinta, lalu apa?" Andre mengangkat alisnya dan bertanya.
"Itu adalah nafsu!" Nayla memasang wajah cemberut, "Jelas sekali bahwa Kakak melihatku dengan penuh gairah dan nafsu."
"..."
Setelah mendengarkan perkataan Nayla, Andre terdiam sesaat. Lalu dia mengangkat dagu Nayla yang halus tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Andre menundukkan kepalanya dan menciumnya, "Kalau begitu, aku akan memperlihatkanmu bagaimana gairah dan nafsuku terhadapmu yang sebenarnya."
--