"Dasar, adik. Jika kamu ingin menikah dengan Azul Susilo, tahan amarahmu, jangan terlalu keras kepala, itu tidak baik untukmu." Kata Anya Wasik terus terang.
Yuli Hendrawan memutar matanya, "Aku memahami kebenaran lebih baik darimu. Aku tidak tertekan oleh hal lain, tetapi sikap Azul Susilo, dan dia tidak membantuku. Dia menerima apa yang dikatakan ibunya tentang aku. Jika aku marah, aku akan melakukannya. Tunjukkan bahwa ini adalah ibuku. Kamu memiliki sikap yang sopan, sial. Kamu punya ibu, aku tidak punya ibu. Sikap ini membuatku sangat marah, dan dia sama sekali tidak mengerti ku. Kamu mengatakan bahwa suami ku terjebak di antara istri dan ibunya. Sementara itu, kamu tidak ingin berhenti, tetaplah di tempat yang sejuk. Apa yang dia katakan kepada saya?"
"Aku ingin bertengkar dengan menantu perempuan ku. Putra ku juga harus berdiri di sisi ku dan menoleh untuk membujuk menantu perempuan."