Tit...tittt....
Notifikasi ponsel di saku jas Eunhyuk berbunyi membuat pria yang terlelap satu jam lalu itu terjaga, di layar ponsel ada nama Kim Ryeowook, dan Eunhyuk segera merogoh dalam saku jas, mengambil ponselnya membaca isi pesan dari sahabatnya.
"Hyung, sidang hari ini berjalan lancar tapi file yang kau bawa itu sangat penting jangan lupa untuk mengamankan nya, kamu paham?"
-Wookie-
"Aah syukurlah, dia bisa ku andalkan ternyata, aku lega"
"Kenapa oppa? Apa yang terjadi?" Eunhyuk meletakkan lagi ponsel nya, menggeleng pelan dan membiarkan Nara mengusap rambut hitam nya karena kepalanya yang merebah di payudara wanita itu, dan mencium nya sesekali, percintaan mereka terasa lebih panas dari biasanya, mengingat mungkin hubungan mereka sedikit merenggang karena kesibukan masing masing.
"Hoam sepertinya kita ketiduran cukup lama sayang?" Nara mengangguk, memainkan rambut hitam Eunhyuk yang sedikit basah, dan mencium nya sesekali. "Iya oppa, gara-gara suara ombak di dekat sini indah sekali" Eunhyuk mengangguk pelan mencium lagi bibir itu dan mencecapnya lembut.
"Seperti nya kita butuh liburan ya? Bagaimana jika setelah kasus ini beres kita liburan ke Jeju sayang, berenang di pantai bersama Jisung juga"
"Ehm boleh juga, oppa terlalu sibuk sampai sering mengabaikan aku dan Jisung"
"Iya maaf, jangan ngambek.....mulai saat ini aku akan lebih memperhatikan kamu dan Jisung" Eunhyuk melumat lagi bibir seksi plum itu, meremas pelan kedua gundukan istrinya dan menindih lagi tubuh Nara di bawah, memposisikan adik kecilnya tepat di milik istrinya.
"Lets to Ronde kedua sepertinya aku ingin masuk lagi, sayang..."
"Iya oppa....ayo cepat~" Nara mengerang pelan, di sedikit panik karena posisi mereka saat ini berada di dalam mobil, bukan di dalam kamar hangat nya di rumah, seperti biasanya Eunhyuk akan mengajaknya bercinta. "Eugh oppa aku takutt....ssh bagaimana jika ada orang yang kesini?"
"Euh kamu lebih sempit jika begini ssh...enak sayang" Nara lagi-lagi mengerang pelan, rasanya aneh sekali, posisinya saat ini duduk di jok kursi, dengan pria itu yang memainkan dua gundukan nya dengan kancing dres nya yang telah lepas semua, Nara hanya memakai sepatu high hels yang masih menempel di kedua kaki nya, dan dres atasan, karena roknya telah teronggok di bawah kursi jok, dan penampilan Eunhyuk malah lebih sopan, kemejanya masih terpasang meski kancing nya lepas semua. Celana kain hitam nya juga masih dia pakai, namun melorot karena harus membebaskan penis nya agar bisa masuk ke inti Nara lewat belakang.
"Oppa aku takut---" Nara menggeleng cemas, melihat keluar jendela mobil, gila saja kaca belakang mobil nya telah pecah dan pastinya hawa sejuk pantai di siang hari menjelang sore bisa masuk langsung ke dalam mobil, dan yang dia takutkan bagaimana bila ada orang di luar melihat kegiatan vulgar mereka saat ini.
"Ssh di sini sepi kok tenang saja sayang, ah cepat dorong lagi ssh....." Eunhyuk yang masa bodoh saja meremas pinggang langsing itu, dan menyentakkan beberapa kali kejantanan nya agar masuk lebih dalam. Keadaan sekitar mereka memang sepi, namun tempat ini juga bukan tempat yang aman untuk melakukan hal vulgar seperti bersetubuh, dan Nara yang kini hanya bisa pasrah meremas tangan Eunhyuk ketika pinggang nya di tarik lagi dari belakang, menindih pria itu dan meliukkan pinggul nya lebih cepat.
"Ssh Nay aku mau sampai argh shit....." Bibir Eunhyuk meracau makin keras, dia mendorong tandas kejantanan nya hingga ujungnya menyentuh langsung di rahim istrinya, dan Nara yang hampir sampai juga mendesah panjang hingga milik nya makin becek dengan lelehan cairan nya. Dua orang itu terengah bersama, pelepasan yang memuaskan dan dahsyat, bahkan mereka melakukan nya di pinggir laut di dalam mobil dengan pemandangan alam laut yang indah, suaminya memang benar benar berbeda.
Drrrtdrtt...
Eunhyuk membaca notifikasi pesan yang kali ini di kirim oleh Oh Sehun dan matanya langsung melebar, buru buru beranjak berdiri keluar dari mobil setelah menyingkirkan tubuh Nara yang tadi masih berada di atas nya, dan tengah terkantuk melepas lelah.
"Sayang ayo cepat pakai baju, benahi bajumu! Petugas tim kepolisian bilang mereka sudah dekat di sini, akan menjemput kita"
"Hah apa!!?? Astaga oppa, iya aigoo...--"
Nara yang kelabakan jadi panik sendiri, dia buru buru mengancingkan dress putih nya yang lusuh dan memakai rok nya lagi, namun sayang nya Nara yang penampilan nya terlihat berantakan ini malah lebih mirip wanita yang habis di perkosa, karena beberapa kancing dres nya memang rusak karena ulah Eunhyuk.
"Pakai mantel ku saja Nay, ayo cepat agar tak kelihatan, ah sial cepat sekali mereka sudah sampai" Eunhyuk yang telah lebih rapi dengan kemeja biru muda nya, dan celana hitam yang terpakai dengan benar melambai ke arah dua mobil yang mendekat, satu nya mobil Hyundai abu abu milik Oh Sehun dan satunya mobil patroli kepolisian.
"Jaksa Lee anda baik-baik saja kan? Bagaimana keadaan istrimu? Tak ada yang terluka kan?"
"Nggak apa-apa, aku baik baik saja kok, hanya saja kaca belakang mobilku pecah, dan mungkin harus menumpang mobil bersama mu kembali ke Yongsan"
"Ah syukurlah jika hanya mobil nya yang rusak, ayo kita balik ke Yongsan sama sama, biar anak buah ku yang bawa mobilmu"
"Iya terima kasih ya, aku ajak istriku dulu" Eunhyuk mengangguk, membawa Nara yang masih berdiri di dekat mobilnya membimbing istrinya masuk ke dalam mobil teman nya.
*
*
Kantor kepolisian Distrik Yongsan.
"Jadi tujuan si pengendara Mobil itu agar kau tak bisa datang ke pengadilan tadi pagi? Ya ampun dia seperti nya cukup licik Hyung?"
Ryeowook geleng geleng sebal, untung saja setelah memulangkan Nara ke apartemen dan Eunhyuk bisa berganti baju, dia langsung pergi lagi ke kantornya untuk rapat dengan tim nya malam ini. "Dia memikirkan hal sebesar itu, berarti dia juga merasa kau itu musuh yang menakutkan Eunhyuk-ssi?"
"Eum mungkin, aku mungkin selevel dengan jaksa penghisap darah" Xia Junsu terkekeh, dia memainkan bulpen nya dan melirik ponsel nya yang berdering keras di meja.
"Ada apa Chanyeol-ssi?"
"___"
"Aa...apa?? Kamu di mana sekarang? Astaga!" Wajah inspektur polisi tampan itu pucat dan shok, lalu menatap tim nya yang ada di ruangan itu.
"Inspektur Xiah ada apa?" Oh Sehun yang heran menyentuh bahu pria itu yang mengusap wajah nya cemas. "Ada laporan masuk ke kepolisian, Mon Jishin istri Kim Jeha dia....di temukan tewas di rumah nya, dan pria itu di bawa oleh kepolisian distrik Apgujeong Gangnam"
"Ya tuhan!??" Wajah Eunhyuk langsung tersentak kaget, dan langsung berdiri dengan bingung, ini benar benar mengejutkan bahkan Ryeowook menggeleng tak percaya karena tadi siang dia masih bertemu dengan istri Kim Jeha itu.
"Kita ke sana sekarang hyung!"
"Nggak bisa, kasus itu di tangani oleh kepolisian distrik lain, jadi kita tinggal menunggu informasi dan perkembangan nya saja"
"Lho, Tapi inspektur?"
"Kita tak boleh gegabah, ini terjadi bukan di wilayah kita, jadi tunggu saja kabar dari Chanyeol dan Jung Jina yang saat ini masih di lokasi" Eunhyuk menggeleng kesal, rasanya memang menyebalkan jika tak bisa berbuat apapun, padahal kasus Tanah atas nama Kim Jeha dan perusahaan nya Eunhyuk yang masih menanganinya.
"Jaksa Lee, kamu mau pergi kemana?"
"Pulang ini sudah malam dan besok saja kita bicarakan ini lagi, sampai besok semua nya" Eunhyuk memakai jas abu abunya membawa map hitam dan kontak mobil nya, lalu berpamitan pada seisi ruangan di tim high kriminal.
*
*
*
House Mansion Kim family, TKP lokasi pembunuhan Mon Jishin**
Eunhyuk memarkirkan mobil sport Porsche putihnya di halaman luas rumah pemilik perusahaan Amerika itu, dan melihat ada satu mobil ambulance di lokasi dan banyak polisi beserta tim forensik di sana.
Saat melihat Chanyeol di sana tengah mengobrol dengan seorang polisi berseragam Eunhyuk melambai memanggil nya.
"Jaksa Lee anda ke sini sendirian?"
"Hm iya, lalu Chan, bagaimana perkembangan nya? Apa mereka menemukan sesuatu? Di mana petugas intel Jung?"
"Petugas Jung bersama para polisi yang membawa tuan Kim Jeha tadi"
"Ini anda lihatlah, saya meminta pada tim forensik tadi" Chanyeol memberikan foto foto mayat korban yang diambil petugas forensik kepolisian tadi pada Eunhyuk.
"Kesaksian para pelayan di rumah ini, pasangan itu bertengkar saat pulang dari gedung pengadilan tadi sore, lalu saat nyonya Kim berada di kamarnya dan pelayan mengantarkan makan malam ke kamar, dia sudah di temukan tewas dengan luka tembak di kepala, motif sementara masih dugaan bunuh diri atau di bunuh suami nya sendiri"
"Maksudmu Kim Jeha kini menjadi tersangka tunggal pembunuh istri nya?"
"Benar jaksa Lee, sepertinya sampai saat ini itulah dugaan kepolisian"
"Terima kasih Chan informasinya, hati hati" Eunhyuk manggut manggut setelah menepuk bahu polisi muda itu, lalu berjalan masuk ke area 'police line' dan mengamati keadaan di sekitar nya, setelah menunjukkan lencana nya pada salah satu petugas yang berjaga di line police.
"Maaf apa saya bisa bicara dengan komandan kalian? saya jaksa Lee dari kejaksaan Yongsan Seoul"
"Oh iya silahkan, komandan polisi kami ada di sana" Eunhyuk mengikuti langkah salah satu petugas dan membawanya pada pria yang memakai seragam kepolisian, dan menoleh begitu namanya di panggil. "Inspektur Park, permisi ada yang ingin menemui anda" Mata dua pria yang sama sama tampan itu bertatapan, dan dengan senyum ramah inspektur polisi itu mengangguk.
"Saya dari kejaksaan Yongsan dan selama ini menangani kasus yang melibatkan tuan Kim Jeha, perkenalkan nama saya Lee Hyukjae" Eunhyuk tersenyum membungkuk sedikit karena petugas polisi itu sedikit terkejut dan balas membungkuk padanya. "Jaksa Lee, apa anda kepala wakil kejaksaan distrik Yongsan, jika saya tak salah?"
"Iya benar, senang bertemu anda"
Pria berseragam polisi itu mengulurkan tangan nya ramah.
"Nama saya Park Yochun, wah setahu saya nama anda sangat terkenal di kota ini, senang sekali akhirnya kita bisa bertemu langsung" Eunhyuk terkekeh, rasanya dia ini bukan artis kenapa kepala polisi itu bilang namanya terkenal, ada ada saja.
"Kenapa polisi memiliki dugaan kuat jika Kim Jeha pembunuh istrinya sendiri?" Eunhyuk yang saat ini tengah mengobrol dengan kepala kepolisian itu masih juga tak percaya jika Kim Jeha bisa melakukan kejahatan sebesar itu. "Motif nya sangat kuat, mereka bertengkar hebat sebelum nyonya Kim terbunuh, bahkan kesaksian pelayan yang mendengar mereka sempat menyinggung soal perceraian? Dan dia juga mati karena pistol yang di miliki Kim Jeha"
"Hah jadi? Apa Kim Jeha mengakui jika itu pistol milik nya?"
"Iya dia sudah mengakui dan karena itu kepolisian menahan nya"
"Aish ini lebih sulit dari dugaan ku" Lagi lagi Park Yochun mengangguk pelan, dan Eunhyuk masih menggeleng tak percaya, dia memperhatikan lokasi kamar di mana wanita itu terbunuh beberapa jam lalu.
"Apa ada bukti lain yang bisa menguatkan? Barang korban, jejak dari si pembunuh atau mungkin sidik jari?" Tanya Eunhyuk.
"Belum ada yang lain nya selain sidik jari Kim Jeha dan istrinya juga pelayan di sini di beberapa barang di kamar ini, barang korban sudah di amankan oleh petugas juga"
"Ah ini memang menyulitkan, tak ada bukti lain ya?" Eunhyuk berpikir keras, dia melihat bercak bercak darah di sprei tempat mayat itu tadi berada dengan ngeri, entah mengapa dia tertarik untuk mendekat ke arah ranjang yang kini bentuknya mengerikan karena banyak darah di sprei itu, dan lokasi itu masih di ambil fotonya oleh petugas forensik.
beberapa barang di kamar ini, barang korban sudah di amankan oleh petugas juga"
Tiba tiba tengkuk Eunhyuk terasa berdesir, perasaan nya seperti tak asing dengan suasana ini, tapi di mana? Dia mengerjapkan matanya dan memandang lebih seksama ranjang itu. Eunhyuk berjongkok secara spontan dan mengusap darah di sprei itu, mencium bau anyirnya lewat jari, dan sepertinya dia merasa ini benar benar kejadian yang cukup dia kenal, dan saat pria tampan itu tersentak ingat dengan sesuatu, dengan reflek dia mengulurkan lengan panjangnya ke kolong ranjang, agak jauh namun cukup dalam untuk menjangkau sesuatu yang membuat Eunhyuk membulatkan matanya.
Sebuah proyektil peluru yang ada di kolong ranjang, dan juga potongan kain bernoda darah berwarna biru muda, kain halus seperti jenis kain satin dan biasanya kain ini di pakai untuk bahan pakaian wanita.
"Apa ini sobekan dari pakaian korban?" Eunhyuk mengambil potongan proyektil dan kain itu, menyimpan dalam saputangan nya dan berdiri, telinga nya tiba tiba berdenging saat suara suara aneh makin bermunculan.
"Jangan!! Tolong jangan lakukan!!"
"Kamu telah menghancurkan kebahagiaan ku? Yang pantas untukmu hanya mati Mon jishin!"
"Tolong maafkan, aku mohon maafkan aku, tolong biarkan aku tetap hidup"
Dorrr...
Dorrr....
Eunhyuk tersentak, dia mengusap tengkuknya dan memejamkan matanya, baru saja dia menyadari jika semua yang terjadi saat ini begitu sama persis dengan mimpi nya, sebuah mimpi aneh yang membuat jaksa tampan itu hampir setiap malam takut tidur sebulan lalu, dan dengan terpaksa Nara juga sering menemani suaminya terjaga, karena Eunhyuk yang ketakutan akan mimpi aneh itu lagi jika tidur.