Mobil Porsche milik Eunhyuk sampai di besement apartemen Paragon, dia turun dari mobil membawa bungkus Kimbhap yang dia beli tadi, jaket kulit nya, kemeja bersih untuk ganti dalam paper bag, tak ketinggalan laptop serta beberapa kertas file kerjanya, dan juga revolver yang selalu dia bawa ke mana pun.
Seakan rumahnya telah pindah ke apartemen itu sekarang, toh Park Jungsoo memintanya menjaga Nara selama pria itu berada di tahanan.
Melewati koridor di lantai lima belas Eunhyuk berjalan masuk ke unit apartemen yang di tinggali Nara saat ini dia menoleh ke arah kiri lorong sedikit curiga karena ekor mata nya menangkap seseorang di balik koridor itu tengah mengawasinya, saat Eunhyuk mendatangi belokan tadi dan menyiapkan pistolnya, dia malah berpapasan dengan seorang wanita paruh baya.
"Ya tuhan!!! ada apa tuan?"
"Ah tidak ada Gwenchana, maaf jika mengagetkan ahjumma, saya dari kejaksaan, ahjumma langsung masuk saja tadi saya hanya salah lihat"
"Hufft syukurlah saya pikir ada orang jahat"
Nyonya tua itu mengangguk setelah melihat lencana yang di tunjukkan Eunhyuk, dan langsung masuk ke unit rumah nya.
"Hati hati tuan di sini sepi"
Sebelum dia menutup pintu, wanita tua itu mengingatkan Eunhyuk dulu, dengan mengendap Eunhyuk mendekati pintu tertutup yang terlihat mencurigakan, namun saat berusaha membuka nya pintu itu ternyata terkunci.
"Shit apa aku hanya salah lihat, siapa yang berani mengikutiku tadi? Awas saja!"
Eunhyuk menyimpan revolver nya lagi di sarung nya di balik jas nya, dan balik lagi ke pintu unit rumah nya Nara.
"Nara- ya oppa datang!"
Eunhyuk masuk di pintu depan, mengamati ruang tamu yang sepi, dan meletakkan bungkus makanan itu di dapur berjalan ke kamar yang di tempati Nara, mungkin saja gadis itu di sana.
Saat baru masuk dan menyimpan barang bawaan nya di nakas dan kursi, Eunhyuk mendengar suara air dari toilet, dia tahu jika Nara pasti ada di dalam toilet.
Sambil berdendang kecil mengeringkan rambutnya dan memakai bathrobe pink gadis itu baru keluar.
"Ya tuhan!! Kyaa... ahk oppa kau hampir membuatku mati kaget!"
Nara memekik kaget saat tiba tiba di atas ranjang nya, ada pria tengah berbaring di sana dan terkekeh karena teriakan nya.
"Kenapa sampai histeris begitu sih? Kamu pikir aku Lee Donghae eum?"
"Huh sembarangan! Yang biasa nyelonong masuk kamar ku itu kan kamu"
Nara berdecak kesal, mengeringkan rambutnya duduk di sofa abu abu, pinggir ranjang. setelah mandi dan keramas dia tampak segar, dan bau harum sabun membuat Eunhyuk ingin memeluk tubuh wanita nya.
"Kenapa datang malam sekali sih? Memang nya oppa lembur lagi" Eunhyuk masih memeluk pinggang ramping itu dan meletakkan kepalanya manja di bahu mungil wanita-nya.
"Aku rapat sebentar dengan tim ku tadi dan baru keluar dari kantor sekitar jam 10 malam"
"Huft pantas saja, oppa lapar tidak? Tadi di kulkas sepertinya masih ada bahan makanan, mau kubuatkan telur gulung"
Nara beralih duduk di paha Eunhyuk karena tarikan lengan pria itu dan kedua bibir mereka saling bertemu lembut.
"Lapar sih hehehe tadi aku beli kimbhap juga untukmu, ahk tapi lebih baik memakan mu dulu sebelum makan Kim---auww yak sayang sakit!"
"Huh dasar ahjussi mesum parah!! Shireo aku mau makan kimbhap saja"
"Haish jinjja! Aku bukan ahjussi---"
Eunhyuk yang masih merengut karena cubitan keras di pinggang nya, hanya di hadiahi tawa gadis itu yang mengusap lagi lehernya, dan melanjutkan ciuman bibir mereka.
Eunhyuk membawa gadis itu berbaring di ranjang, menindih di atas tubuh nya, dengan bibir mereka yang masih saling mencecap panas, dengan ciuman bibir makin basah dan dalam, tangan Eunhyuk sibuk menarik tali bathrobe putih itu hingga lepas, hingga menampakkan payudara mulus milik Nara dengan Bra coklat muda nya, gadis itu lebih terlihat cantik dengan rambut nya yang masih basah, dan kulit mulus seputih susu nya yang harum.
"Sshh oppa sudah, aku lapar..."
Nara berusaha mencari alasan agar Eunhyuk berhenti, dia masih malu memikirkan bagaimana tadi siang pria itu menghabisinya di ranjang bahkan mereka sempat ketiduran setelah itu.
"Apa masih sakit eum?"
"Sssh sedikit...sssshhh ouh oppa geli"
Eunhyuk mengusap rambut gadis itu, menciumi leher wangi nya Nara yang sedikit basah efek dari hawa panas karena ciuman ganas mereka, beberapa bekas merah sisa percintaan nya tadi siang masih ada dan Eunhyuk tersenyum senang.
"Sayang jangan ditutupi aigoo-- berikan padaku"
posisi Nara kini berbaring di bawah nya pasrah saat Eunhyuk mencecapi payudaranya dan menambah kissmark merah lagi di sana, kedua tangan nya meremas rambut hitam pria itu, dan mendesah menikmati geli dan nikmat di kedua puting nya yang bergantian Eunhyuk manjakan.
"Oppa mandi dulu sana, ahk bajumu bau aisshh"
"Nanti saja, setelah bercinta aku mandi"
Eunhyuk terkekeh geli malah menanggalkan kemeja kotornya lalu membuang ke lantai, dengan bertelanjang dada mencumbu gadis itu lagi melanjutkan aktivitas menyenangkan tadi.
"Ssshhh ahk di situh oppa ahk"
Nara meremas sprei keras, dia merasa ingin orgasme lagi saat bibir Eunhyuk beralih mencecap gundukan nya, lalu jari jari panjang nya bermain di lubang intim gadis itu, mencubit, menggelitik dan membuat gadis itu mengeliat bagai cacing kepanasan.
"Aargh aku pipis oppa sssshhh ahhk..."
Eunhyuk nyerocos dengan semangat, dia membungkam bibir ranum itu dengan lumatan ganas dan menarik lepas celana dalam Nara yang telah basah tadi.
"Ssh shit aku selalu ON jika mencumbu mu Nay shit, aku ingin masuk lagi sayang"
Nara masih mengatur nafasnya, dia menarik rahang pria itu mencecap lagi bibir Eunhyuk yang selalu terlihat seksi dan menjadi daerah vavoritnya.
"Tapi aku yang di atas oppa ya hehehe"
"Mwo??"
Pria itu melongo kaget saat Nara beralih duduk di paha nya dan menyenggol kejantanan nya sudah bangun mengeras dan minta di manjakan.
"Ssshh Nara yak jangan...menyiksa....kuh ouh"
Eunhyuk mengerang, dia cukup terkejut wanita -nya tiba tiba berubah agresif, berani menarik resletingnya, lalu melorotkan celana kain hitam Eunhyuk hingga penis tegak yang telah bangun sempurna itu mengacung gagah di depan wajah gadis itu.
Dengan nakal Nara mulai memainkan benda itu, meremas dengan gemas, menjilatnya, dan mengulum dalam mulutnya hingga Eunhyuk menggeleng, makin menggeliat karena tak tahan lagi akan sampai.
"Sssh sayang cukup aku bisa keluar nanti.....arrgh aku mau keluar... di dalam milikmu aargh shit, Nay ssshh...."
Eunhyuk langsung duduk, menarik pinggang ramping gadis itu agar duduk di pangkuan nya, dan membawa penisnya masuk ke liang surga yang selalu menjadi tempat vavoritnya, mereka mendesah dan memekik lega saat penyatuan berjalan lancar, dan milik Eunhyuk masuk dengan sempurna.
*
*
*
Tit...tit...tit....
Notifikasi ponsel pria itu menyala, menampakkan nama Kim Ryeowook di layar, namun si pemilik ponsel masih tidur dengan lelap, memeluk wanita nya yang juga menyurukkan kepalanya mencari kehangatan di tubuh Eunhyuk.
"Hoam siapa sih? Ssh~ jam berapa ini?"
Eunhyuk mengucek matanya, menyambar ponselnya yang dia charger dan membaca pesan rekan nya dengan mata yang masih mengantuk.
"Hyung!! Cepat ke kantor, Ada berita gawat! Pagi ini inspektur Kim tiba tiba menghilang dari rumah nya!! ibunya di temukan meninggal di rumah nya, dan adiknya Kim Jong In masih di rawat di rumah sakit"
pluk....
Eunhyuk mendelik kaget sampai ponselnya jatuh di kasur, dia beringsut duduk dengan mata melotot, dan tak percaya dengan chat Line yang terkirim di ponsel nya.
"Nngh oppa ada apa? Hoam, apa sudah pagi?" Nara terjaga juga karena gerakan spontan panik Eunhyuk yang duduk, langsung menyambar kemeja nya di lantai, melirik jam di meja nakas, masih berada di angka empat pagi.
"Ada berita gawat sayang, aku harus ke kantor polisi sekarang" Pria itu memakai kemeja bersih dan jaket kulitnya yang dia simpan di kursi kamar, melihat Nara yang sibuk juga memakai gaun piyama yang cukup tipis di pinggir ranjang.
"Jangan ke mana mana, tetap di dalam apartemen sampai aku kembali, kamu paham?"
"Oppa, hati hati, jangan pergi, aku takut dengan keselamatanmu"
"Nde, tenanglah aku janji akan baik baik saja sayang, dengar kan aku eum, tetap di sini menunggu telepon dariku atau hubungi Kyuhyun dan Kim Ryeowook jika kau tak bisa menghubungiku, kau paham Nay?"
Nara mengangguk takut masih memeluk leher pria itu erat, dan Eunhyuk mencium bibir gadis itu, lalu mengambil revolver nya di bawah bantal, yang dia simpan di sana sejak semalam karena perasaan nya tak enak.
"Kunci pintu nya dan pakai pengaman pintu ganda, ingat pesan ku tadi"
"Iya, hati hati oppa, aku mencintaimu"
"Aku juga sayang, hati hati eum, saranghae sayang" Dengan senyum lembut Eunhyuk mencium lagi bibir gadis itu, lalu melesat keluar, setelah nya dengan segera Nara mengunci pintu depan, menyalakan mode keamanan kunci ganda di pintu juga yang biasanya di gunakan saat situasi tak aman.
*
*
Eunhyuk berjalan di parkiran basement dengan waspada, dia tahu ada yang membuntuti nya di belakang. Satu tangan nya bersiap merogoh revolvernya di sarung dalam jaketnya.
Dor
Sebuah tembakan yang di letuskan Eunhyuk sambil berlari sembunyi di balik tembok pilar, membuat dia sadar sejak semalam dia pasti di ikuti seseorang.
Dor
Dor
Eunhyuk terkejut, musuhnya kali ini cukup bernyali dan balas menyerang nya, dia mengatur nafasnya dan merogoh ponsel di kantong jaketnya.
"Brengsek! Siapa tikus sialan itu!? Beraninya mencari masalah dengan ku"
Pria itu menekan angka dua, sambungan darurat dengan Tim High Criminal di kepolisian.
"Halo selamat pagi jaksa Lee, ada apa menelpon ke sini?"
"Ada yang mengintai dan mengikuti ku, dia berbahaya dan membawa pistol juga berusaha menembak ku tadi, posisi ku di apartemen Paragon Itaewon Seoul lantai parkiran Basement, palli kirim tim cepat ke sini!"
"Aigoo, baiklah dalam sepuluh menit mereka sampai di lokasi jaksa Lee!"
Klik....
Sepuluh menit, Oh sialan itu masih lama, dan Eunhyuk harus berjuang sendiri dari tikus tikus itu agar tak celaka, selama tim cepat kepolisian belum datang.
Eunhyuk berlari cepat mengendap ke deretan parkiran mobil, dia terkejut saat tendangan kaki menyerang punggung nya keras.
Bughhh....
Buaghh...
Brak...
"Siapa kamu?! Brengsek kalian----"
Dor....
Buaghh...
"Oh shit pistolku!"
Revolvernya terlempar dari tanga nya, cukup jauh dari jangkauan jaksa muda itu, gara gara beradu pukulan karena serangan tiba tiba mereka
'Satu, dua, tiga, empat....shit enam'
Eunhyuk akhirnya baru sadar jika yang tengah berhadapan dengan nya bukan satu orang saja, tapi enam orang sekaligus dengan pakaian serba hitam dan wajah tertutup cadar, yang memang sengaja dilakukan agar jaksa muda itu tak bisa melihat wajah mereka.
"Ikut kami sekarang jaksa Lee tanpa paksaan, atau kami akan memaksa mu hehehe"
"Shit!! Kalian berani memerintahku cih dasar tikus pecundang"
Eunhyuk merenggangkan punggung nya yang sedikit nyeri, dia memasang kuda kuda bersiap menghadapi orang orang bercadar itu, untung saja dia memakai sarung tangan kulit tadi, agar tangan nya tak sakit saat adu jotos.
Dengan ancang ancang tiga orang tadi langsung menyerang nya, membuat jaksa muda itu sedikit kewalahan, dan meloncat ke atas kap mobil, dia melempar salah satunya, dan menendang dua yang lain, dua tangan nya menggelantung di atap parkiran berpegangan.
Mereka memang kerepotan juga menangkap si jaksa, gesitnya Eunhyuk seperti ikan teri kecil, menghindar dan berusaha kabur, dengan sesekali menendang membuat baku hantam itu makin seru.
syut....
Jleb...
"argh!!"
Eunhyuk melempar pisau milik penjahat itu, melayang menancap tepat di leher si penyerang hingga roboh, jangan di tanya soal membidik lawan karena insting Eunhyuk seperti insting se ekor'serigala' yang mencium bau darah dan daging segar.
"Wow julukan mu sebagai 'pembidik handal' kejaksaan Yongsan ternyata benar? Ckck kamu cukup hebat juga"
"Brengsek kalian!! Argh.... aku lelah sialan kau!" Eunhyuk menghajar lagi tiga orang yang tersisa, ternyata lawan-lawan nya kali ini juga cukup menguasai beladiri, dan susah di tundukkan.
Seorang pria tampan, dengan jas hitam dan kaca mata di wajah nya baru turun dari mobil Audi hitam series keluaran terbaru, mengawasi baku hantam jaksa muda itu dengan para bawahan nya.
"Tuan, kita habisi saja dia sekarang, kakak anda takut dia makin berbahaya seperti inspektur Kim itu"
"Nde terserah, tapi aku ingin dia di bawa hidup hidup dulu, agar dia bisa buka mulut di mana bukti penting itu dia simpan"
"Baiklah tuan, saya akan membereskan nya sekarang" Pria itu memakai lagi kaca mata hitam, tersenyum smirk, ternyata lawan nya kali ini cukup sulit, Lee hyukjae cukup tangguh dan licin untuk di tundukkan.
Duagh.....
Eunhyuk terkejut, meraba pelipis nya yang berdarah, setelah terus menerus di serang oleh banyak musuh yang entah kini berapa banyak jumlah nya, dia meringis karena kepalanya mulai pusing, tenaga nya terkuras habis karena sejak tadi beradu kekuatan dengan orang orang ini.
"Menyerahlah jaksa Lee! Nasibmu akan seperti inspektur Kim brengsek itu jika masih membangkang" Eunhyuk mundur perlahan, matanya makin berkunang kunang namun dia masih mendengar nama inspektur Kim Yesung di sebut oleh mereka.
"Ka...kalian yang membawa nya? Brengsek beraninya kau menculik anggota petinggi polisi"
"Hahaha dia itu pembangkang, sama seperti kau yang sok pahlawan dan perlu di habisi"
Tak....daaak...
"argh..."
Eunhyuk meringis pelan, pandangan nya kabur setelah pukulan keras dari belakang yang mengenai tengkuknya, dan jaksa muda itu jatuh ke lantai, mengerang sebelum menutup mata nya.
"Bawa dia!! Pastikan dia buka mulut di mana bukti bukti dokumen penting pabrik STYLE itu dia simpan!"
"Baik tuan muda!"
Pria dengan jas hitam, bawahan nya itu yang terlihat patuh mengangguk.
"Jangan sampai kamu tolol lagi seperti saat menghabisi pelacur itu, awas saja kau!"
Pria bernama kim Kangin itu membungkuk, dan langsung menyuruh beberapa orang tadi memasukkan tubuh Eunhyuk kedalam mobil Van hitam tak jauh dari mereka.