Ketika sedang memeluk istri tercintanya itu, tiba-tiba saja sebuah dering ponsel kembali berbunyi membuat Orland dengan sangat terpaksa harus melepaskan pelukannya terlebih dahulu untuk melihat siapa yang baru saja menghubunginya kembali.
"Sayang, aku angkat telepon dulu, ya." Orland pamit pergi kepada seorang wanita yang berada di hadapannya saat ini dengan senyum yang begitu manis, lalu satu tangannya mengusap pipi Wera dengan lembut dan disusul sebuah kecupan singkat dibibirnya sebelum benar-benar keluar dari dalam kamar.
Sementara Wera yang diperlakukan seperti itu hanya diam dan tidak berkutik. Ia sudah kebal dengan sikap manis tiba-tiba dari suaminya yang selalu ditunjukkan menjadikan dirinya tak terhasut sedikitpun.
"Apa kamu pikir aku masih Wera yang dulu?" gumam wanita itu dengan senyum smirknya itu. "Kamu salah, Orland. Aku udah bukan wanita bodoh kamu yang dulu."