"karena aku tidak perlu itu lagi...,aku lebih senang menyakiti dan melihat darah yang bercucuran." kata Devano yang membuat Hulya diam.
Hulya tau kalo Devano akan menyelesaikan kekesalan dan rasa beban yang ada di dirinya itu dengan kekerasan dan bahkan nyawa orang yang jadi taruhannya.
"kenapa malah diam." kata Devano dan langsung memeluk Hulya.
Hulya tidak mengucapkan sepatah kata pun,tapi dia membalas pelukan Devano. Devano sangat ingin sekali melukai Hulya atau paling tidak Devano ingin melihat tangan Hulya mengeluarkan darah.
"kamu perlu pelampiasan." kata Hulya yang membuat Devano menatap kearah istrinya itu.
"apakah boleh..." kata Devano merasa tidak yakin dan melepaskan pelukannya dengan Hulya.
"boleh...,kamu bawa pisau." kata Hulya yang membuat Devano mengangguk-anggukkan kepalanya.
"ya udah mana..." kata Hulya.
"di dalam mobil." jawab Devano.
"ambik gih..." kata Hulya dan langsung di angguki oleh Devano.