Sean dan Nico saling melirik satu sama lain, dan sama - sama menertawakan perkataan Rianto dalam hati, yang benar - benar sangat kelihatan bodoh dari Lyra.
"Sangat bodoh!! Masa mau melakukannya? Padahal anaknya sendiri, seharusnya ia melindungi anaknya bukan menyelakai anaknya," ujar Sean dalam hati.
"Apalah daya otak seorang yang IQ - nya rendah. Ya begini lah hasilnya, bodoh orang bodoh. Kalau pun aku jadi dia sebagai seorang Ayah Lyra, harusnya ia tidak melakukan ini. Bahkan dia tidak memikirkan resikonya sedikit pun, bisa - bisa dia yang akan terlibat dan masuk ke dalam sel penjara lagi," ujar Nico dalam hati.
Nico melihat sekilas ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.00 magrib.
"Kalau begitu, aku pulang dulu Paman. Terima kasih untuk traktirannya," ujar Nico bangkit dari kursi.