"Ra ... ya? Raya?" ucap orang itu, membuat Raya mendongak karena merasa dipanggil namanya. Lalu, seketika itu juga, Raya terpekur di tempatnya, lututnya mendadak gemetar mendapati orang di hadapannya kini.
Ini mimpi buruk! Raya tak bisa menguasai diri, kemana Bimo? Otaknya berusaha memanggil prianya meski nyatanya mulutnya justru kelu tak bisa berucap. Hanya bisa menatap pria jangkung di hadapannya dengan mata berkabut.
Dia tersenyum, senyum yang masih sama menyeramkannya seperti dulu, matanya menyorot Raya dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat dirinya merasa sedang ditelanjangi dengan mata tajam itu, mata yang menurut Raya punya sorot kejam yang menakutkan.
Raya hanya sanggup menelan salivanya, tak bisa berkata apapun, kakinya lemas dan gemetar, begitu juga tangannya yang segera ia sembunyikan agar pria itu tak sadar.