"Ray, kamu ... sedang punya pacar?" tanyanya mendadak dengan sorot mata yang serius tapi senyum tetap terukir dibibirnya. Bimo yang sekarang, masih sedikit membuat aku berdebar.
"Apa urusannya sama kamu?" sahutku sedikit cuek, untuk apa dia tanya hal itu.
"Hahah, aku mau mendekati kamu kalau tidak ada orang yang sedang punya hubungan khusus denganmu." ujarnya frontal sekali. Aku sedikit terhenyak karenanya, sampai-sampai tak sadar kalau waiter sudah meletakkan pesanan kami di meja.
"Ma-maksud kamu?" mungkin aku ini jadi bodoh kalau gugup, sebab setiap kalimat yang terlontar dari mulutku selalu terdengar seperti itu sejak bertemu lagi dengannya.
"Waktu pertama kali sampai sini lagi, hal pertama yang ku tanya pada Bayu adalah kamu. Dan maaf kalau aku senang dengar kamu belum menikah." Dia bicara seperti itu dengan santai sekali, seolah waktu 8 tahun yang ku habiskan untuk menangisinya itu bukanlah apa-apa.