-SENIN-
Aku sudah di sekolah, sedang duduk di bangku ku sendiri sambil menatap bangku kosong milik Bimo di sebelahku. Berulang kali menghela nafas sebab tak tenang. Sejak kemarin pun ponselku selalu barada dekat dalam jangkauanku, takut kalau tiba-tiba Bimo menghubungi.
Masalah yang Bimo sembunyikan dariku juga jadi hal yang sangat menggangguku, tak sabar untuk mencecarnya dengan pertanyaan agar dia mengatakan semua kesulitannya padaku. Saking aku kepikiran dan rindu, semua jadi terbawa sampai ke mimpi malam tadi.
Ditambah lagi pernyataan tiba-tiba Dimas kemarin sore itu membuatku tambah sesak. Aku tidak bisa marah padanya sebab dia juga tidak menuntut apa pun dariku. Dia bilang akan menunggu dan tak akan ikut campur hubunganku dengan Bimo, serta bagaimana dia berteman baik dengan Bimo adalah hal berbeda yang tak ada sangkut pautnya dengan perasaannya terhadapku.