"Udah semua Ray? Gak ada yang ketinggalan?"
"Enggak, udah aku cek semua tadi. Hehe."
"Yaudah yuk berangkat."
Kami masuk ke mobil, aku sedang berusaha pasang seat belt saat Bimo diam saja menatapku lama sambil tangannya menggenggam stir. Bimo akan antar aku ke bandara sekarang ini, tante Ratih ke hotel pakai motor Bimo tadi pagi. Aku sungguh jadi tidak enak pada beliau.
"Kenapa?" tanyaku heran karena dia tak juga melajukan mobilnya. Dia malah senyum menatapku, membuatku sedikit malu karena ditatap begitu.
Bimo mendekatkan wajahnya padaku, lalu tangannya menarik leher belakangku lembut untuk ikut mendekat, ia tempelkan keningnya pada keningku. Rasanya wajahku sudah seperti tomat sekarang.
"Belom pergi aja aku udah kangeeen." katanya manja dengan senyum sedihnya. Aku jadi merasa tidak enak hati, wajahnya yang begini bikin aku gemas. Ku tangkup kedua pipinya dengan tanganku.
"Heheh, nanti aku sering telpon kamu tiap mau tidur," ujarku berusaha menenangkannya.
"Kurang."
"Apanya?"