"Aku ... khhh ... mau ... bawa anak itu! Khhihihihihihihihihihiiii"
Dia ... menunjuk padaku, dengan tangannya yang entah kapan terlepas dari pegangan orang-orang, sambil tertawa melengking menakutkan, tatapannya menyeramkan dengan seringai yang lebarnya tidaklah wajar.
Aku gemetar, semua mata tertuju padaku yang mulai menitikkan air mata. Kedua sahabatku langsung memelukku erat, seolah tidak mengizinkan jika aku mau diambil. Habislah aku, aku mau pulang dengan selamat, masih ingin bertemu orang tuaku, adikku, si bibi, masih ... ingin bersama Bimo. Makin deras air mataku mengalir.
Bimo terlihat geram sekali, ia mengeraskan rahangnya hingga suara giginya yang beradu terdengar. Melangkah ia mendekati anak yang sedang kesurupan itu, dengan nyalang mata tak gentar, lalu Bimo berjongkok di hadapannya, benar-benar di hadapannya, dengan jarak wajah yang dekat. Semua orang tercekat, terdiam, menunggu apa yang ingin Bimo lakukan.
Buat yang gak percaya ada orang kayak Bimo, aku akan bilang kalau ada orang yang seperti itu 100% asli.
Ini aku ambil dari pengalamannya menangani orang kesurupan saat sedang naik gunung atau camping di hutan hehe