App herunterladen
2.04% Brondong Manis / Chapter 7: 7.Egois

Kapitel 7: 7.Egois

At cafe n resto milik rafiz rW

Siang ini,, semakin panas dengan menggebunya benih benih pertengkaran antara Rafiz dan Cherlly.

Rafiz menghela nafas. Dia kesal.

Mata hazelnya terus saja menikmati Cherlly yang sedang asyik ber make up di depan kaca di ruangan kantor nya.

"Kamu masih marah? Untuk saat ini aku enjoy kerja jadi kasir, trus kemaren aku di Whatsapp Pak Randy aku bakalan ikut assisment buat naik grade. Kalo kamu minta aku resign ,sia-sia semua usaha aku selama setahun ini" Jelas Cherlly.

"Gak. Ntar aku ijin ke party Rania" Rafiz mulai mengalihkan topik yg membuat nya uring-uringan hari ini

"Iya, pulangnya jangan malem malem"

"Kamu meeting sampai jam berapa? "

"Jam 7 an biasanya,kenapa?"

"Klo gak biasa, jam berapa? "

"Mana ada yang gak biasa? Kamu jangan egois gitu donk. Kamu kan tau resiko pacaran ama aku gimana? Kenapa baru sekarang protesnya?"

"Hem"

"Rafiz Radhitya wijaya! Dengerin aku ngomong kan? "

"Denger, ayo jalan! "

Sahut Rafiz sembari meninggalkan Cherlly yang terburu buru memasukkan make up kitnya kedalam tas nya.

"Nanti, klo pulang Whatsapp aku"

"Iya"

"Jangan genit-genit, genitnya ama aku aja" pinta Rafiz.

"Iya sayang.... Jangan mulai deh... ''

Cherrly disambut dengan rekan sejawatnya, berhamburan di Natha's meeting room bersama kasir rumpi Natha's Mart lainnya..

Rania's party

"Gue seneng lo dateng. Kangen gue sama lo"sahut rania sambil menggandeng tangan Rafiz manja.

"Hem"

"Mau gue ambilin minuman apa? "

"Gak usah, makasih"

"What's up my bro, muka lo kucel amat, padahal baru ultah. Blom diberi jatah lo ama si kasir? "Ledek dimas

"Gue plester tu mulut! "

"Galak amat bang"sambung Diego.

"Kasir? "Tanya Rania.

"Lo gak tau? Cewek yang buat dia tobat tu kasir minimarket depan kampus kita"

"Seriously.... Are you kidding me? Lo turun derajat? "

"Maksud lo? "

"Lo kayak kekurangan stok cewek aja. Gak kangen sama gue diranjang? " Ucapnya santai.

"Gak mau yang bekas" sahut Rafiz santai.

"Mang cewek lo masih segel??" tanya Rania penuh dengan cemooh.

"Menurut lo? "

Rania hanya tersenyum kecut, ngeladeni Rafiz yang bad mood bikin darting aja. mending dia pergi ke tempat lain saja.

"Eh guys, gue ke temen temen yang lain dulu ya? " Pamit Rania.

"Ok ran, happy birthday ya" Sahut Diego, yang diacungi jempol oleh Rania.

"Fiz, loe minum wine gue? " Tanya Diego shock"Bisa uncontrol lo" Lanjut Diego mulai mengingatkannya dan merampas gelas wine yg diduga miliknya.

"Apaan, segelas doang" Elak Rafiz.

"Segelas jidat lo, udah habis 5 lo Bro. Wah, telponin mbk kasir mas,,,bisa berabe ni ntar" Usul Diego.

"Seriusan, dasar bocah gini aja sudah heboh. apa kabar kalo lo diputusin Mbak kasir? "

"Gue culik ,trus gue nikahin dia " Jawab Rafiz simple.

"Edan lo, lo kira mbak kasir gak punya keluarga"

"Bodo amat, dia milik gue. Lo atau orang lain gak boleh milikin dia. Apalagi si Abdrian , Andrian siapapun itu... Bye!! "

"Ngaco temen lo Dim, cepet telpon mbak kasir"

Rafiz calling....

"Ya, ada apa? Aku baru aja selesai meeting. Kamu mau jemput aku? "

"Mbak bisa kesini gak? Rafiz uncontrol ni"

"Maksudnya gimana?"

"Dia mabuk, tolongin kita ya? "

"Kirim aja alamatnya, ntar aku minta antar temen kesana"

".."

"Thanks"

Cherlly mulai memasuki club yang rame dengan teman teman Rafiz yang asyik dengan dunia mereka. Ada yang bergoyang bersama dilantai dansa,bersenda gurau di mini bar.

Tak luput dari pandangan Cherlly, tampak pemandangan yang kurang mengenakkan dimatanya, dia mencari sosok Rafiz di tengah kerumunan manusia yang mulai kehilangan kesadaran. Tepat diujung ruangan, Dia melihat rafiz yang ditarik ntah kemana dengan seorang perempuan sexy dengan baju yang kurang bahan. Cherlly setengah berlari mengejar sosok itu, dia tidak ingin kehilangan Rafiz dan dia menarik tangan Rafiz.

"Fiz.. "

Sosok yang dipanggil pun menoleh,

"Sayang... Kamu dateng? Kangen" Ucap Rafiz seraya mencium bibir Cherlly.

"Fiz, ini tempat umum," Cicit Cherlly.

Rafiz trus saja menghujani cherrly dengan ciuman, ntah itu di kening, pipi, hidung dan berakhir di bibir.

Cherlly tak menampik apa yang rafiz lakukan, dia mulai menikmatinya. Sampai akhirnya, dia tersadar dan mendorong Rafiz pelan, karena mulai tak enak dengan Rania yg menatapnya tajam.

"Kita pulang ya? " Ajak Rania.

Rafiz menggeleng, memeluknya erat.

"Ntar kamu pergi lagi, aku mau sama kamu aja. Ni nenek lampir nempel mulu" Ucapnya sambil menunjuk Rania.

Rania mendengus kesal, meninggalkan Rafiz yang tersenyum sok imut.

"Lain kali cowoknya dijaga, kalo lo masih sayang sama dia" Ucap Rania,"Terima kasih Mbak, udah jagain pacar saya" Lanjut Rania dengan senyum kemenangan.

"Lo kira gue Satpam, lagian ngapain juga lo dateng. Ngerusak suasana aja lo! "

"Mbak gak konsisten sama omongannya,tadi kan mbak yang bilang saya harus jagain pacar saya"

"Whatever, gue kesel banget liat muka lo. Jadi lo kasir yang di ceritain Diego. Not bad, tapi lo sedikit kampungan"

"Setidaknya saya gak menawarkan diri saya sama orang yang sedang mabuk"

Rania tertohok, dan meninggalkan Cherlly yang mulai mendudukkan Rafiz di sebuah ruangan.

"Kita pulang ya? "ajak Cherlly.

"Jangan marah ya sayang, maafin aku. Aku udah egois. Eh tapi kamu juga salah, tebar pesona ke cowok lain" Racau Rafiz.

"Aku kan kerja"

"Bisa gak kamu gak usah dandan, biar gak diplototin ama cowok-cowok lapar" Seru rafiz seperti anak kecil.

"Iyain aja biar cepet"

"Kamu dengerin aku ngomong kan? Aku gak suka kamu dibagi sama orang lain"

"Aku cuma punya kamu"

"Tapi kamu sama dia apaan coba? Chat di belakang aku"

"Dia atasan aku bocah, ih.. Ngeselin juga ni orang lama-lama"

"Aku bukan bocah, aku udah gede. Kamu mau liat? "

"Astaga, tambah absurd ni orang" Kata Cherlly mulai kehilangan kesabaran.

Diego dan Dimas yang melihat kehadiran Cherlly mendekat, membantu Cherlly memapah Rafiz.Mereka memahami posisi Cherlly yang mulai kewalahan menghadapi sahabatnya yang sudah terpengaruh minuman keras.

At Rafiz's Apartment

"Sayang, aku mual.. Apa aku hamil ya? "

Ni orang aneh banget, mana ada cowok hamil, daritadi ngelantur mulu...

Keluh Cherlly..

"Makanya, jangan minum kayak gitu. Jadi kayak gini kan?"

"Aku cuma minum dikit kog sayang, cuma lima gelas"

"Kalo dikit, kamu gak akan mabuk"

"Aku cuma takut kehilangan kamu.. hik... " Rafiz tak bisa menahan nya dan....

Wueks.... Blarrr...

.....

...

^.~

Mama.... Cherlly mau ikutan muntah....

Dan terjadilah.....

Sesuatu yg tak pantas dipandang mata..

"Dasar Bocah, gue pites lo lama lama...!!! "

Berikan dukungan dan komentar ya, biar author semakin termotivasi buat update

terimakasih


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen