Ken memutar matanya malas. Lari bukan kebiasaanya bila menemui suatu masalah, ia lalu berdiam diri dan berpaling ke arah monster raksasa tersebut.
"Kalian pergi lebih dulu saja. Monster ini urusan ku," ujar Ken. "Bukan berarti aku menyayangi kalian. Tapi aku sudah jengah lari sedari tadi."
"Tcih, jangan sok hebat sendirian! jangan mengorbankan diri begitu seperti di cerita-cerita fantasi heroik. Nanti kalau kau mati, kau mungkin akan dijadikan salah satu bagian dari tubuh makhluk itu. Apalagi kau itu kan penuh tulang," ujar Owlen blak-blakan.
Ken memutar bola matanya malas, rasanya ingin dia injak mulut sahabatnya tersebut. Dia terlalu gamblang dalam menyuarakan isi pikirannya.
"Kau pikir aku selemah itu? sebodoh itu?" balas Ken sinis. "Hanya melawan makhluk menjijikan yang tidak punya otak saja aku kalah? kalau sampai aku menang dan menyusul kalian nanti, akan aku tusuk pantat mu dengan tulang ku."