Diaz tengah berdiri dihadapan sebuah pohon mangga yang dikatakan Roni sebelumnya. Dia menelan ludah menatap pohon yang tidak terlalu besar namun menurutnya itu sangat tinggi.
"Sayang, ayo cepat naik! Ambilkan buah mangga untukku" Tania merengek dengan menarik sedikit kemeja Diaz bagian tangannya
"Iya sayang, aku akan naik sekarang!" Jawab Diaz sambil terus menatap keatas pohon
"Kamu sudah mengatakan itu sejak setengah jam yang lalu, tapi sampai sekarang belum naik juga" Keluh Tania pada sang suami
"Aku sedang memikirkan cara naik ke atas sana. Kamu tahu sendiri kalau aku tidak pernah memanjat pohon. Sekarang aku tidak tahu bagaimana caranya. Kita minta orang lain saja yang mengambilkannya ya?" Diaz menatap sang istri yang kini memasang wajah murung dan kecewa
"Aku inginnya kamu yang mengambilkan buah itu untukku" rengek Tania dengan nada yang manja
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh