Istarhat sejenak untuk minum, sambil mendengar dua orang MC mengambil alih acara. dering telpon tak ku hiraukan dari handphoneku, nomor yang tak dikenal sudah beberapa kali coba menghubungiku, tak begitu penting, kutinggalkan di dalam tas ranselku di belakang panggung. kedua MC menutup acara dan memanggil nama kita untuk melanjutkan penampilan dan menyelesaiakan keseruan malam ini.
riuh gemuruh tepuk tangan penonton membuat rasa lelahku tergantikan dengan semangat, sudah lima lagu yang kita tampilkan di konser launching mini album ini, tinggal satu lagu lagi, lagu terakhir dari kami, kaosku yang basah karena keringat menjadi bukti semangat kita.
waktu yang sudah kami tunggu tunggu selama ini, dengan persiapan yang panjang nan berliku akhirnya kita sampai di titik ini, sebuah pencapaian yang luar biasa bagiku, meskipun hanya band lokal yang belum terikat dengan label apapun, setidaknya kami sudah memiliki karya sendiri yang bisa ditampilkan di panggung ini, apalagi antusias penonton yang tinggi terhadap lagu lagu kami, tak sedikit juga yang ikut bernyanyi di bagian bagian lagu yang kami bawakan terlihat mereka sangat hafal, itu pencapaian tertinggi kita saat ini.
"thank you" ku lempar pick gitarku ke arah ratusan penonton tanda kami menyudahi konser launching mini album ini dan meninggalkan panggung berjalan ke arah backstage diiring tepuk tangan dan sedikit teriakan dari penonton.
"selesai juga" kata bintang, terlihat sangat puas. bintang adalah personil yang baru kita minta untuk bergabung di band ini setelah band lamanya bubar, mengisi satu posisi kosong, yaitu pemain bass.
bintang juga teman kecilku, rumahnya bersebelahan dengan rumahku.
kuambil handphoneku dari dalam tas ranselku, kuliahat "82 panggilan telepon tak terjawab" dan ada beberapa Sms yang belum dibuka.
"woy masih galau aja nih" peter sambil menyenggol bahuku dan ikut duduk di sebelahku.
"siapa yang galau?" kataku mengelak
"bukannya katamu pemenang adalah siapa yang bisa merelakan sesuatu kegagalan dengan ikhlas" kata pater coba mengingatkan pesan yang biasa ku sampaiakan padanya dulu.
"sudah lupakan dulu sejenak, kita nikmati dulu malam ini, masih ada acara tanya jawab loh, jangan kusut gitu mukanya" lanjut peter coba menenangkanku.
setelah konser ini kita akan menghadiri sharing session yang juga bagian dari konser launching mini album ini yang telah direncanakan oleh tim panitia dan manager band kami, sambil istrhat dan menunggu panitia menyiapkan ruangan untuk acara tersebut yang dihadiri juga beberapa rekan rekan dari media jurnal lokal.
enam bulan silam
"gambarnya udah hampir selesai ya mas" kata pak Kardi seniman lukis kenalan ibuku
"besok sudah bisa saya ambil ya pak?" tanyaku dari dalam studio lukis pak kardi
"siap, tenang saja mas, tinggal finishing, nanti sore juga sudah selesai" pak kardi menenangkanku
"jangan lupa tulisan selamat ulang tahunnya" pintaku sedikit tegas
besok adalah hari ulang tahun intan, akan kuberikan ini satu hari setelahnya, biar sureprise. sudah kusiapkan juga sepucuk surat ucapan dan puisi yang ku rangkai untuknya. semalaman telah aku siapkan bungkusan yang rapih nan elok agar terlihat indah nanti pada saat dia menerima pemberianku.
"selamat ulang tahun intan" aku dengan teman teman bandku bersama sama memberikannya kue ulang tahun sepulangnya dari kampus, dia terlihat senang namun seperti ada yang belum lengkap, aku lihat itu dimatanya.
"hey selamat ulang tahun ya, maaf aku belum bisa belikan apa apa" kataku dihadapannya.
"iya gak apa apa, terima kasih ya semua, randi mana? tumben gak bareng " tanyanya sambil celingak celinguk seperti mencari sesuatu.
"dia gak ikut, emang kamu gak ketemu di kampus?" tanyaku bingung.
"gak sih, gak apa apa,tumben aja gak lengkap kalian" jawab intan, seolah mengelak.
keesokan harinya, aku sudah membungkus rapih lukisan yang terggambarkan wajahnya saat memakai pakain sekolah, agar mengingatkannya saat kita pertama bertemu. bungkusan besar itu aku bawa dengan motorku berharap ini menjadi kejutan yang tak terlupakan olehnya, kusisir rambut belah pinggirku, ku pakai pakaian yang rapih, tak keliatan seperti penampilanku biasanya sebagai anak band. kupacu motor kerumahnya, tanpa memberitahunya sebelumnya.
sesampai didepan gerbang rumahnya kulihat sebuah mobil hitam, mobil yang tak asing bagiku, baru saja keluar dari halaman rumah intan, tak ku hiraukan. ku pencet bel di samping pintu rumahnya. dari dalam terdegar ada yang datang hendak membuka pintu, itu intan, harapku. ternyata yang keluar adalah Bibi suri pembantu intan.
"Intannya ada bi?" tanyaku dengan sopan
"yah baru saja keluar den, tadi sih katanya sama teman kampusnya" jawab bibi suri lugas.
"oh iya terima kasih ya bi" jawabku sambil berbalik arah badanku.
kucoba untuk menelpon intan beberapa kali namun nomor telponya tidak aktif. ku hubungi teman teman kampusnya juga tak ada satupun yang tahu keberadaan intan. kuurungkan niat untuk memberi kejutan kepadanya hari itu, berharap esok dia ada dirumah. kupacu lagi motorku pulang kerumah dengan membawa bungkusan besar ini.
hampir sampai di rumahku, handphohku berdering dari saku celanaku sebelah kiri, ku tepikan motor dan kuhentikan sejenak untuk mengangkat telpon, ini pasti Intan yang baru saja sampai dirumahnya.
"halo bos, latihan latihan woy" terdengar suara peter disana, mengingatkanku waktu latihan.
aku lupa ternyata ini sdh hampir sore dan waktunya untuk latihan, ku putar balik arah motorku ke arah studio, tak ingin terlambat lagi. diperjalanan menuju studio, sepintas aku melihat mobil hitam yang sepertinya tadi keluar dari halaman rumah intan, terparkir di tepi jalan di depan salah satu restoran cepat saji.
sesampai di studio kulihat peter dan Abam vokalis kami sudah menunggu unuk latihan,
"ayo mulai mulai, sorry telat lagi" kataku mengajak mereka.
"Randi tak bisa datang, katanya ada urusan kampus mendadak" kata peter ingin segera memulai latihan.
sontak aku tersadar, dan segera berlari keluar studio.
"hey mau kemana?" tanya peter dan abam kebingungan melihatku.
aku tersadar mobil hitam yang kulewati tadi adalah mobil Randi, yang baru saja keluar dari halaman rumah Intan, dan singgah di restoran cepat saji, aku teringat kata bibi suri bahwa intan keluar dengan teman kampusnya, jangan jangan itu benar Randi, pikiranku semakin menjadi jadi mengingat kemarin Randi juga tak datang bersama kami memberikan kue ke rumah intan.
motor ku pacu dengan kencang ke arah restoran cepat saji tadi berharap mobil itu masih disana. aku coba memperbaiki perasaan dan berbaik sangka, tak mungkin seorang Randi teman bandku sendiri tega mengkhianatiku. dari kejauhan kuliahat mobil itu masih disana. ku parkir motorku di seberang jalan dan berjalan menuju restoran itu, aku berharap dugaanku salah, dan mencoba tetap tenang.
belum saja aku masuk kedalam restoran, dari luar pintu kaca terlihat Randi duduk dan memegang tangan seorang wanita yang menghadap membelakangiku, aku menahan langkahku untuk masuk sambil menunggu dan memastikan siapa wanita itu, aku berharap wanita itu orang yang tak kukenali.
wanita itu seditik menoleh dan harapanku salah, aku sangat kenal dengan hidung mancung itu dan lesung pipit disebelah kanan di pipinya, itu wanita yang kucintai, sangat kucintai, Intan.
tanpa mereka sadar kehadiranku, kutinggalkan restoran itu, menuju motor yang ku parkir di seberang jalan.
"Afdhan" terdengar teriakan seorang wanita dari belakangku.
"Afdhan tunggu" sekali lagi, kudengar sangat jelas, namun aku tak menoleh, tak ingin melihatkan mataku yang memerah.
kupacu motorku ke arah studio.
masih belum percaya dengan apa yang barusan ku saksikan didepan mataku, ini sebuah pengkhianatan atau aku saja yang bodoh, entahlah, hanya terasa seperti ada yang menghujam keras di bagian dadaku.
teruntuk :
the super sibuk but still sweet INTAN SARAH
selamat hari ulang tahun untukmu, semoga segala kebaikan
dan keberkahan terus berpihak di tanganmu
jadilah wanita yang dewasa nan mandiri dari pemikiran serta tingkah laku
hanya doa yang tulus yang bisa ku haturkan untuk kebahagiaanmu
dan terima kasih masih mau menemani perjalanan hidupku
namun bagaimana jika nanti kau menemukan orang lain untuk kau cintai
bukan aku
jika dia lebih baik dariku, aku tak mengapa selagi dia bisa membahagiakanmu
aku senang, karena membahagiakanmu adalah tujuanku ada disini
tertanda :
Afdhan Danadyaksa