Kapitel 85: Big hope.

"Mama bawakan kamu selimut, mama tahu kamu enggak terlalu suka sama selimut rumah sakit kan? Mama ingat kok waktu kamu kena tifus pas kecil, walaupun kamu enggak bilang ke mama, tapi mama dengar sendiri kamu cerita sama Lala kan?" Nama yang dimaksud Ashila adalah anak tetangga mereka saat Meira masih SD. Wanita itu pernah mendengar aroma selimut rumah sakit tak selembut di rumahnya, lucu sekali saat tiba-tiba Ashila teringat hal tersebut setelah Luna mengatakan kalau saudari tirinya masuk rumah sakit.

"Makasih," ucap Mey setelah menerima benda halus dan tebal tersebut, entah mengapa keadaan kembali seperti semula saat Meira begitu asing dan canggung menanggapi orangtuanya, ia tak menyadari sejak awal, dan sekarang saat hal seperti itu muncul—justru membuatnya makin ditenggelamkan rasa sedih.