Kapitel 222: Menunggu Semua Janji

Satu, dua, tiga hari kemudian semenjak Rani dijaga oleh Gilang dan ini berarti adalah hari keenam gadis tersebut dirawat di rumah sakit.

Menatap langit-langit ruangan yang serba putih, lalu menghembuskan napas dengan berat hati. Entah apa yang dirasakannya saat ini, namun seperti ada sesuatu yang berbeda.

"Aku kenapa sih? Rasanya kayak beda sama orang-orang di sekitar termasuk Farel, kekasih ku loh bertingkah layaknya seseorang yang sudah putus. Bahkan kenapa juga memanggil aku kamu menjadi saya kamu? sungguh, itu aneh." ucapnya yang memutar otak untuk menemukan letak kesalahan yang mungkin tidak di sadarinya.

Namun nihil alias kosong, tidak ada yang ia temukan tentang kondisi yang saat ini dialami. Rani memijat kening, kalu untuk yang kesekian kalinya kembali mengambil napas dan membuangnya secera perlahan-lahan.