"Ai…"
Bagas mengejutkannya.
"Arman bilang apa aja?"
Aisyah meluruskan duduk, lalu menoleh pada Bagas.
"Ya gitu, Kinan nggak jawab pas ditanya soal aksinya."
Aisyah menghela nafas pelan, kemudian mengeluarkannya juga pelan.
"Kira-kira kalo gue minta izin, dapet nggak ya?"
Bagas tercengang, "Buat apa?"
"Mau jenguk Kinan."
Polwan manis itu sengaja tak menyebutkan Putra di sana. Ia tak ingin membuat Bagas lebih tersakiti lagi. Sudah cukup aksi menangisnya yang kemaren menjadi pukulan bagi hati sang polisi ganteng.
"Kinan… atau Putra?"
Tetapi, yang namanya polisi tak pula mudah untuk didustai.
Aisyah menggeleng kemudian. Ia tak jadi melakukan semua itu. Tidak untuk meminta izin, lalu terbang ke kampung halaman, untuk menjenguk Kinan dan Putra. Kasus yang sedang ia tangani dengan Bagas juga perlu perhatian khusus. Pikiran jadi bercabang begini jadinya.
"Ah, lupain aja."
Kuch-kuch hotahai, Aisyah..
Aku tahu perasaanmu itu bagaimana? khehehe