Kapitel 170: Mencoba Ikhlas

Seorang misterius saat ini sedang menghubungi seseorang.

"Saya ada pekerjaan buat kamu..."

"....."

"Lindungi dia dan pastikan dia terhindar dari asutan setan!"

"..."

"Bagus!!"

Tut.

Sambungan telepon pun terputus.

"Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk kamu pada saat ini.. saya harap semoga kamu selalu baik-baik saja dan bisa menjaga hati kamu untuk saya... Maafkan saya karena saya harus melakukan ini pada kamu.. karena ini semua demi kebaikan kita.." gumam orang misterius tersebut.

.....

Hari demi hari telah dilewati...

Anin bahkan masih dalam perasaan duka yang sangat mendalam.

Sejak dari hari itu, Ia bahkan tak pernah lagi mau untuk keluar dari kamarnya. Ia terus mengunci diri.

Bahkan untuk makan saja, Bibi harus mengantarnya ke kamar Anin.

Kondisi Anin semakin hari semakin buruk. Bahkan nafsu makannya kian menurun sehingga membuat kondisi tubuhnya semakin melemah.