Rumah kediaman Wisnu Aksadana semakin ramai oleh kehadiran Irona dan Selvia. Bahkan kini rasa canggung diantara mereka mulai mencair.
"Sa, tolong ambilin daging sapi nya, ya"
"Biar Rona aja, Bun"
"Jangan, Sayang. Biar Aksa aja"
Malam ini mereka sedang berada di halaman belakang untuk sekedar merayakan kedatangan Aksa yang membawa calon menantu Aksadana.
"Nih, Bun" ucap Aksa sebari meletakan puluhan kilo daging sapi berbentuk slice.
"Oke. Sekarang ambil mentega di dapur"
Aksa berdecak kesal. "Kenapa nggak tadi sekalian, Bundaku sayang?"
"Terserah Bunda, dong. Lagian Bunda nggak pernah nyuruh kamu, apalagi semenjak kamu tinggal di Bandung"
Irona terkekeh melihat wajah Aksa yang menahan kesal. Arum memang senang sekali membuat putranya kesal.
"Sayang anter aku, yuk!"
"Eh, nggak. Kamu ke dapur sendiri. Jangan bawa Irona"