Aksa kebingungan seorang diri. Ia tidak tahu lagi harus menaruh dimana dua ratus pak pembalut yang Aksa berikan. Kamarnya bahkan sudah dipenuhi oleh pembalut di setiap sudutnya.
"Pacar gue emang hobi banget buang-buang duit" gumam Irona yang tengah mendesak-desakkan pembalut di bawah mejanya.
"Gila. Masih ada lima puluh pak lagi" keluhnya. Irona merebahkan tubuh di atas kasur karena kelelahan. Jika boleh jujur, ia ingin mengatakan sesuatu yang kasar pada lelaki yang saat ini menyandang status sebagai kekasihnya.
"Nambah-nambahin kerjaan gue aja"
"Ya ampun, Rona! Apa-apaan kamu? Kenapa kamar kamu penuh dengan pembalut?"
Suara Selvia membuatnya beranjak dan terduduk. "Ini pemberian Aksa, Ma"
"Aksa? Ngapain dia beliin kamu pembalut sebanyak ini?." Selvia mendekati setiap sudut yang dijadikan tempat penyimpanan pembalut itu. Bahkan Selvia meraba untuk meyakinkan diri jika itu memanglah pembalut.
"Mama ngapain?" tanya Irona melihat kelakuan sang mama yang cukup aneh.