"Yakin mau aku hukum?"
Aksa menegakan wajahnya. Melihat Irona yang sudah tersenyum licik.
"Kamu udah sadar, sayang? Ada yang sakit? Kaki? Tangan? Atau apa?"
Pertanyaan bertubi dari Aksa membuat gadisnya terkikik geli.
"Kok malah ketawa?"
"Emang siapa yang pingsan, hm?"
"Kamu" jawab Aksa polos.
"Aku nggak pingsan, Aksa. Aku tadi ketiduran di halaman belakang"
Aksa melebarkan kedua matanya. Apa yang Irona katakan? Jadi, untuk apa ia tadi membuang ari matanya?
"J--Jadi kamu nggak pingsan?" tanya Aksa ragu. Irona menggeleng dengan senyum meremehkan.
Dengan sekali tarikan nafas, Aksa mendelikan matanya ke arah Irona.
"Jadi, kamu siap dihukum?"
Aksa menyerah. Ia memang salah dan ia juga harus menpati janjinya untuk rela diberi hukuman.
"Ekhem.. Bukan cuman Aksa doang yang khawatir, kita juga"
Astaga! Irona lupa kalau di dalam ruangan itu bukan hanya ada dirinya dan Aksa.
"Hehehe.. Maafin, gue ya. Lagian kalian percaya aja sama si Aksa"