Wajah Aksa yang menawan membuat beberapa jeritan kecil dari para gadis yang berdiri di koridor.
Kedatangan Aksa yang hanya seorang diri membuat mereka lebih leluasa untuk meneriaki lelaki berwajah maskulin itu.
"Si Aksa kece banget"
"Rambutnya itu, lho. Bikin gemes"
"Apalagi bibirnya. Seksi banget, bund"
Aksa tidak menghiraukan beberapa gurauan terhadapnya. Untung saja kupingnya sudah terpasang sepasang earphone.
Puk.. Puk
Aksa menoleh. Irona sudah berdiri dengan senyum mengembang di hadapannya.
Aksa melepas earphone yang terpasang sejak tadi. "Kamu baru nyampe, hm?" tanya Aksa mengusap puncak kepala Irona.
"Udah" jawab Irona mengangguk lucu.
"Sama siapa?"
"Mamang angkot"
Aksa ikut tersenyum gemas saat melihat gadisnya tersenyum. "Yaudah, kita ke kelas yuk!"
Mereka berjalan beriringan. Menghadirkan tatapan iri dan memuja. Memuja pada Aksa lebih tepatnya.
"Coba aja Irona dulu mau terima cinta gue"