"Aksa, tolong jangan seperti ini. Kamu semakin membuat aku takut kehilangan kamu" batin Irona.
"Ekhem!"
Mereka tersadar ketika suara dehaman Andi terdengar sedikit nyaring. Irona dan Aksa gelagapan, mereka tidak sadar dengan apa yang merka ucap dan lakukan.
"Dunia berasa milik berdua" sindir Adara
"Apaan sih, kalian. Gue ke toilet dulu"
Irona beranjak dan pergi meninggalkan kantin. Ia ingin nengatur detak jantungnya yang sudah tidak normal. Rasanya jantung Irona ingin loncat dari kediamannya sendiri.
"Plis, lah. Jangan kayak gini" batin Irona sebari memegangi dadanya yang asyik bergemuruh.
Langkahnya semakin lebar, ia ingin segera membasuh wajah agar otak dan tubuhnya kembali segar.
"Gue udah gila" gumamnya menatap pantulan wajahnya di cermin toilet sekolah.
*Masa di tatap kayak gitu aja gue melting. Payah banget!" ujarnya lagi.
"Udah, ah." Irona mengelap wajahnya yang basah dengan tisu dan segera keluar dari toilet.
BUK!
"Aduh...."