Rey mengenakan semua perlengkapan yang sekiranya mendukung untuk melakukan pertemuannya dengan Richard Mahendra, karena adanya surat yang di titipkan Danil padanya, Richard Mahendra bersedia menemui Rey di tempat yang telah mereka tentukan, Richard bukan orang bodoh yang mau membuka akses pada lawannya agar mengetahui tempat persembunyiannya selama ini.
"Rey, kamu sudah siap?" Tanya Arka pada Rey yang juga merupakan calon adik iparnya.
"Sudah, Ka." Jawab Rey sambil menyalakan alat pelacak di jam tangannya.
"Kamu harus hati-hati Rey, ingat seminggu lagi kamu akan sah jadi adik iparku." Ucap Arka dengan nada jenaka.
"Dan kau calon kakak ipar yang paling tega, menjadikan ku sebagai umpan supaya lawan kalian keluar." Rey berdecih pura-pura kesal.
Arka terkekeh sambil bersedekap, "Nasibmu punya kakak ipar seorang polisi."
"Rey." Sapa Ronald yang baru saja datang dari kantornya, menepuk bahu Rey yang sedang bersiap-siap.
"Kak."