Pagi pun tiba atau mungkin siang karena ini sudah pukul 11 siang. Kenan perlahan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali. Ketika matanya terbuka sempurna hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit kamar yang sangat ia kenali. Langit-langit kamar appartement Raka. Kenan pun mendudukkan dirinya kemudian menatap ke arah jam dinding yang ada tepat di depan tempat tidur.
"Kenapa aku tidur di lantai?" tanyanya entah pada siapa.
Kenan pun berdiri sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, ia kemudian duduk di tepi ranjang karena merasa kepalanya masih bergitu berat. Ia menggerakkan lehernya memutar agar rasa beratnya sedikit meredah. Setelah itu ia melihat tempat tidur yang kosong, tidak ada bantal lainnya.