"Sayang, tau nggak?"
Bara mengamit tangan Septi dan membawanya keluar dari butik itu, wajahnya tampak sumringah, ia begitu bahagia hari ini. Septi yang digandeng dengan begitu mesra oleh sang kekasih hanya mengerutkan dahi sambil mengulum senyum.
"Apa?" tanya Septi bingung tidak mengerti.
"Aku baru sadar kalau kamu itu ...."
Bara sengaja menggantungkan kalimatnya menunggu Septi makin penasaran dengan apa yang hendak ia katakan. Dan benar saja, Septi menatapnya dengan tatapan penuh penasaran. Sementara Bara sekuat tenaga menahan senyumnya.
"Apaan sih, Bi?" ia benar-benar sudah tidak sabar lagi, memang dia kenapa? Bara hendak mengatakan apa? Kenapa tunangannya itu jadi seperti ini selepas mereka fitting untuk momen sakral mereka kelak?
"Masuk lah dulu," Bara membuka mobilnya, mempersilahkan sang kekasih masuk ke dalam, sementara dia kemudian bergegas masuk dari sisi lain mobil dan duduk di balik kemudinya.