Sosok itu sontak membalikkan badannya dan berlari keluar, Bara bangkit dan hendak mengejar sosok itu, namun Kirana menarik tangan Bara, menjatuhkan kembali tubuh itu ke atas ranjang. Bara berontak, namun ketika mata mereka bertemu, entah mengapa sontak ia melemah, keinginan untuk mengejar gadis itu mendadak sirna.
Kirana tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia kini memegang kendali, bertengger di atas tubuh kekar laki-laki itu dan memimpin permainan mereka yang sempat terhenti.
***
Lili tersentak luar biasa ketika sosok itu muncul di depan pintu rumahnya dengan mata sembab memerah. Isaknya sudah lama ia tahan sepertinya, dan begitu melihat Lili Septi langsung menghambur dan menangis dalam pelukan Lili.
Dokter Yudha yang terkejut mendengar suara tangisan pun ikut keluar dan mendapati adik dadi sahabatnya itu tengah menangis sesenggukan di dalam pelukan istrinya.
"Kamu kenapa, Nis?" tanya Lili sambil mengelus lembut punggung Septi.