"Jangan terlalu serius menanggapinya," ucap L membuat Ray menelungkupkan kepalanya pada meja di depannya dengan wajah sangat serius.
"Lalu apa?"
"Apa gue harus mengatakan kalau semua yang Fiko mau adalah menjadi Justin? Dia menginginkan semua masalahnya hilang dan kita berdua harus membersihkannya?"
"Kalau ini bukan soal Tika, sampai matipun gue enggak akan mau membersihkan kesalahan orang," janjinya pada dirinya sendiri sayangnya L hanya tertawa. "Yang lo katakan saat ini sangat percuma untuk hari ini. Semua sudah terjadi dan lo mengorbankan diri lo sendiri untuk orang yang lo cintai,"
"Apa yang lo pilih, lo memiki kewajiban untuk menyelesaikannya," sambung L membuat Ray menghela nafasnya berat.
"Gue hampir mati memikirkannya saja," ucap Ray membuat L terkekeh, dia mengambil pistol milik Ray dan melemparnya pada Ray tanpa menguncinya.