"Maafkan kakak," ucap Sadewa yang sadar jika dia melakukan kesalahan. "Kenapa meminta maaf? Apa yang dikatakan Salsha memang benar, kakak memang bodoh," kesal Lika membuat Sadewa menjadi diam.
"Ini sedikit sulit, kalau memang kakak bisa menghilangkan memory kakak, kakak akan melakukannya," Lika memutar bola matanya malas. "Tidak perlu,"
"Jika kakak Amnesia, aku bisa menjaminnya jika kakak justru melupakanku, bukan melupakan mantan kakak itu," jelas Lika yang saat ini sedang dipeluk dengan api kemarahannya tanpa banyak bicara.
"Apa ciuman itu masih berlaku?" tanya Sadewa menanyakannya setelah semua sudah terjadi sangat penuh dengan emosi mereka.
"Tidak, kakak bisa menilainya sendiri jika acara pernikahannya bahkan hampir berantakan dan ribut karena kakak," jawab Lika cepat saja.
Sadewa mengambil tangan Lika dengan lembut lalu menciumnya pelan. "Maafkan kakak,"