Kapitel 100: WAJAHNYA BENAR-BENAR BERBEDA DENGAN MULUTNYA

"Kenapa lo berpihak ke Salsha?" tanya Sadewa setelah menarik Sana ke tempat sepi, Sana tertawa renyah melihatnya. "Lo melanggar perjanjian yang lo buat sendiri," Sadewa memutar bola matanya malas.

"Gue lebih butuh penjelasan lo karena gue ragu semenjak lo menasihati Salsha," Sana memutar bola matanya malas. "Sebelum ada perjanjian ini juga gue selalu menasihati Salsha yang baik-baik," Sadewa masih melihat Sana dengan sedikit ragu.

"Gue enggak begitu yakin," Sana membuang wajahnya malas. "Apa dengan adanya perjanjian ini gue harus menghindari Salsha?" Sadewa memutar bola matanya malas. "Seenggaknya lo harus lebih hati-hati," Sana tertawa melihatnya. "Permainan lo lucu banget," komentar Sana dengan sedikit terkekeh.

"Kenapa? Semua permainan emang harus dilakukan dengan halus dan serius," Sana menggelengkan kepalanya. "Sekalipun ini rencana bersekala besar atau kecil, gue rasa lo amatir kalau urusan kaya gini," Sadewa berdecit kesal mendengarnya.