"Ra, gue benci ngomong ini. Tapi, gue benar-bemar muak lihat wajah lo sampai sedetik ini," Vera tidak merespon apapun perkataan Devan padanya.
"Apa nomor lo semahal itu?" Vera justru melemparnya dengan pertanyaan. "Gue mundur dekati lo buat gue jadiin pacar, setidaknya beri gue ruang agar bisa berteman sama lo," Devan memutar bola matanya malas. "Memberi ruang sama saja memberi kesempatan dan harapan. Ra, tolong pahami ini, semakin gue memberi sedikit aja ruang kosong lo akan terus menekannya sangat kuat sampai gue enggak bisa melakukan apapun. Gue paham Ra maksud memberi," Vera menggigiti bibir bagian dalamnya.