"Iya!" Dia mengangguk, karena dia harus mengambil kembali barangnya, "Apa kamu punya?"
"Punya."
Setelah itu Li Yuan mengeluarkan ponsel dan membuka nomor Qin Sijue.
"Teleponlah sendiri."
Gu Qiangwei menerima ponsel dan tersenyum sopan kepadanya, "Terima kasih."
Saat melihat daftar kontak di layar, catatan nama di sana juga hanya sebuah kata 'Jue' yang sederhana, Gu Qiangwei pun tetap tidak tahu siapa nama pria itu.
Nanti dia harus memanggilnya bagaimana?
Pada waktu yang sama, di ruang rapat lantai paling atas Grup Dijue.
Hawa yang menekan memenuhi suasana yang kaku, tidak ada suara sama sekali di dalam ruang rapat yang sunyi itu. Semua orang tidak berani memandang pria yang berada di kursi pimpinan.
Di saat yang menegangkan ini, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel yang memecahkan kesunyian yang agak aneh di ruang rapat itu dan membuat jantung setiap orang yang sedang duduk di sana nyaris melompat keluar dari rongga dadanya!
Qin Sijue yang berada di posisi utama sedikit menunduk lalu melirik ponsel hitam yang diletakkan di depannya, dia hanya melihat dua kata di sana yaitu 'Li Yuan'.
Setelah terdiam selama dua detik, dia mengambil ponsel itu dan memasang earphone, suaranya yang rendah agak menakutkan!
"Bicara!"
Suara yang dalam dan tebal itu jelas menunjukkan ketidaksenangannya. Gu Qiangwei yang berada di ujung telepon satunya pun terdiam dan menelan ludah.
"Ini… ini aku."
Mendengar suara wanita dari telepon, kening Qin Sijue pun berkerut. Sesaat dia tidak mengenali suara Gu Qiangwei.
"Gu Qiangwei." Dia berkata lagi.
Qin Sijue kaget, dia agak terkejut dengan suara ini.
Dia mendongak lalu menyapukan pandangannya kepada para pemegang saham di depan meja rapat, kemudian berdiri dan berjalan ke samping jendela.
Suaranya masih tetap dingin tanpa sedikit pun kehangatan, "Ada apa?"
"Aku ingin bertanya, apakah ponsel dan koperku ada padamu?"
Qin Sijue terdiam selama beberapa detik tanpa melakukan apa pun.
Gu Qiangwei berbicara lagi, "Kalau ada, bisakah kamu membantu membawakannya kemari?"
"Kamu sedang memerintahku untuk melakukan sesuatu untukmu?"
Gu Qiangwei terdiam. Saat ini pria itu sepertinya benar-benar sangat tidak senang.
"Bukan itu maksudku, aku…"
Tut tut tut…
Gu Qiangwei menatap ponselnya dan terkejut.
Sudah terputus?
Pria ini terlalu temperamental!
"Bagaimana?" Li Yuan yang menatapnya tidak tahan untuk bertanya.
Gu Qiangwei mendongak dan mengembalikan ponsel kepadanya, "Dia memutuskan teleponku!"
"Kalau begitu bagaimana kalau nanti coba telepon lagi?"
Gu Qiangwei berpikir sejenak, kalau menelepon lagi hasilnya akan sama saja, kan?
"Sudahlah, aku akan mencari cara sendiri."
Li Yuan menatapnya, "Kamu sangat terburu-buru?"
Gu Qiangwei memaksakan diri untuk tersenyum, "Tidak juga, hanya saja besok ada perlu."
"Berdasarkan keadaanmu saat ini, besok kamu belum bisa keluar dari rumah sakit."
Menatap Li Yuan, Gu Qiangwei tidak berbicara lagi.
Dia merasa sekujur tubuhnya sakit sekali, tapi juga bukan luka yang serius.
Klien besok sangat penting, kalau besok dia tidak datang, mungkin dia akan kehilangan pekerjaannya. Itu tidak boleh terjadi.
Setelah meninggalkan rumah, yang paling dibutuhkannya adalah uang dan sebuah pekerjaan yang stabil. Yang lainnya adalah mencari cara untuk menyewa rumah.
Dia juga tidak tahu apakah uang di dalam kartunya cukup untuk menyewa rumah.
"Aku mengerti." Gu Qiangwei tersenyum, lalu dia teringat lagi kalau masih ada biaya rumah sakit.
Dia merasa dirinya benar-benar putus asa.
Putri pertama keluarga Gu ternyata bisa jatuh sampai tidak punya tempat tujuan lagi.
"Kalau begitu beristirahatlah dulu. Kalau ada sesuatu, kamu bisa meminta perawat untuk memanggilku. Oh ya, namaku Li Yuan."
Gu Qiangwei tersenyum, kesannya terhadap Li Yuan cukup baik.
"Namaku Gu Qiangwei."
"Kalau begitu kita bisa dibilang sudah saling mengenal!"