Di penjara yang berbau darah dan amis, Sana tampak tergantung di dinding. Di sekujur tubuhnya terlihat ada beberapa luka sayatan dan tampaknya luka-luka itu berasal dari hukuman cambuk yang diterimanya.
Terlihat api tampak membakar salah satu sisi penjara itu, beberapa batang besi pun sedang terbakar sampai terlihat sangat panas dalam api itu...
Ji An'an hanya meliriknya, lalu mundur selangkah karena ketakutan.
Sana menundukkan kepalanya, benar-benar dalam keadaan sekarat dan pingsan.
Ji An'an mengulurkan tangannya dan menggigit bibirnya. Melihat keadaan temannya yang seperti ini, ia jadi membenci keberadaannya sendiri yang selalu menyakiti semua orang yang mencintainya.
Bahkan temannya pun mendapat perlakuan yang tanpa ampun!