"Jie! Keluar dong sayang..." Afka masih belum menyerah. Dia terus berteriak di depan pintu kamarnya dengan Ghirel. Sang istri masih tidak mau mendengar penjelasannya.
Bahkan, Siska saja ikut kewalahan membujuk Ghirel yang sedang cukup sensitif. Gadis itu berdiri di samping Afka. Kedua tangan Siska terlipat di depan dadanya, dia terus memperhatikan usaha Afka yang berakhir sia-sia.
"Emangnya lo gak punya kunci cadangan?" Tanya Siska.
Afka berpikir sejenak. Dia punya kunci cadangan hanya saja... "kunci cadangannya ada di dalam kamar."
Terdengar decakan kesal dari Siska. Sorot mata Siska terlihat malas, dia sangat dingin entah karena apa. Padahal, Afka berada di sampingnya.
"Gue sekarang ragu sama gelar jenius yang lo punya." Sindir Siska sambil mengetuk pintu kamar dengan cukup keras.
"Buka pintunya atau gue lempar Mocay dari balkon sekarang." Ancam Siska.