Seharian penuh Lisa menghabiskan waktunya bersama Rangga untuk mengobrol dan bersantap. Lepas dari kafe, sore itu mereka pindah ke sebuah restoran hingga sampai pada malam hari mereka berhenti untuk menikmati minuman beralkohol di salah satu bar ternama di ibu kota.
Seperti biasanya, Lisa selalu berakhir mabuk setiap kali ia pergi ke bar. Wajahnya sangat merah, kepalanya pening seperti dihantam truk gandeng. Pandangannya mulai buram.
Lisa memiringkan kepalanya kemudian tidak sengaja terantuk ujung meja hingga terjengat.
"Lis, lo nggak apa - apa?" tanya Rangga yang mulai khawatir di sebelahnya.
"Kepala gue pening Ngga," jawab Lisa lirih. Efek alkohol yang ia tenggak semakin lama semakin terasa nyata.
Lisa sudah tidak sanggup mengangkat kepalanya lagi.
Rangga yang khawatir mulai mengajak Lisa untuk bangkit dari kursi dan mengantarnya pulang ke apartemen Andien.
Malam itu begitu gemerlap. Cahaya - cahaya lampu jalan menerangi setiap jalan yang dilewati mobil Rangga.