Edward keluar dari rumah Ethan dengan langkah malas karena kecewa. Kecewa karena penjelasannya tidak didengar oleh Luna. Dia menyesal telah meninggalkan Luna hanya karena ingin mempertahankan perusahaannya.
Andai dia dulu tidak bersikap gengsi meminta bantuan pada Ethan atau Ibu tirinya. Mungkin Luna masih bersamanya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Kini Luna malah sudah menjadi istri Ethan. Bahkan sudah mengandung anak Ethan.
Saat di teras. Kebetulan Shandra dan Arsha baru sampai. Shandra mengernyitkan dahinya saat melihat Edward keluar dari rumah Ethan.
"Edward," sapa Shandra dengan tatapan tidak suka. Tentu dia tidak suka. Karena Edward sudah menyakiti Luna. Shandra ingat betapa sedihnya Luna saat Edward memutuskan hubungan dan semakin sedih saat mendengar kabar Edward telah menikahi anak seorang pengusaha kaya..
Edward hanya membalas sapaan Shandran dengan senyuman lalu segera pergi. Sedangkan Arsha langsung masuk saja.
Setelah Edward berlalu pergi, Shandra memasuki ruang tamu dan melihat Luna sedang duduk santai di sofa.
"Kak Shandra" sapa Luna ketika melihat kakaknya datang. Dia segera beranjak dari duduknya dan memeluk kakaknya itu.
"Gimana kabarmu Lun?" Tanya Shandra setelah melepas pelukan Luna.
"Baik kak. Hanya saja perutku semakin buncit" jawab Luna dengan senyum malu.
"Iya padahal baru lima bulan kan,"
"Anaknya ada dua kak"gumam Luna seraya mendudukkan dirinya di sofa.
Shandra menaikkan alisnya dengan matanya terbelalak menatap wajah adiknya yang tampak lesu karena lelah dan sedih itu,"kembar Lun?" Tanya Shandra.
Luna hanya mengangguk, sedangkan Arsha dan Shandra tertawa,"hahaha pasti nanti perutmu besar sekali Lun. Aku tidak bisa membayangkannya" ledek Arsha.
"Justru aku malah senang mendengarnya. Anakmu pasti sangat cantik atau tampan. Pasti lucu. Imut. Ah aku jadi ingin punya anak kembar juga" ucap Shandra dengan ekspresi cerianya. Namun Shandra teringat tadi bertemu dengan Edward di teras rumah ini.
"Tadi kenapa ada Edward, kenapa dia tau kamu tinggal disini?" Tanya Shandra memicingkan matanya pada Luna.
"Tentu dia tau aku disini. Karena ternyata dia kakak tirinya Ethan. Apa kakak tidak ingat saat pesta pernikahan dia juga hadir. Aku agak terkejut saat itu"jawab Luna dengan raut wajah yang tidak senang. Kedatangan Edward sungguh membuatnya galau.
"Astaga. Dunia sempit sekali. Apa Ethan tau kalian pernah menjalin hubungan?" Tanya Shandra.
"Tidak kak"
"Apa dia sering kesini?"
"Iya,"
"Kamu masih menyukainya?"
"Iya. Tapi aku juga membencinya kak,"
"Ya ampun Luna. Posisimu tidak baik-baik saja. Bagaimana jika Ethan tau kalian pernah menjalin hubungan. Dan sekarang Edward masih sering menemuimu. Bagaimana jika Ethan cemburu. Marah. Salah faham?"tanya Shandra. Dia mulai khawatir jika terjadi yang tidak-tidak pada rumah tangga adiknya.
"Mau marah mau cemburu biarkan saja. Toh aku tidak meñcintainya. Pernikahan ini hanyalah insiden kak. Setelah melahirkan kami akan bercerai" jawab Luna acuh.
"Jangan seperti itu Lun. Pernikahan itu hal yang sakral. Memang kamu tidak mencintainya. Tapi ingat! Kalian sebentar lagi akan punya anak. Bahkan kembar. Apa kamu tidak memikirkan nasib anak-anakmu itu nanti."timpal Arsha. Sebagai kakak ipar. Dia ikut andil dalam memberi nasehat yang benar pada Luna.
"Tapi aku tidak mencintainya kak. Dia menghancurkan karirku"
"Jangan memikirkan karir saja. Uang Ethan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanmu. Dia juga menyayangimu. Dia pasti juga syok dengan insiden ini. Tapi dia mencoba untuk menerimanya,"ucap Shandra seraya menatap intens Luna yang tertunduk lesu.
"Iya benar apa kata kak Arsha. Kamu harus belajar menerimanya sebagai suamimu selamanya. Kakak harap kamu dapat berpikir lebih dewasa. Ingat! Kalian akan punya dua anak. Anak itu nantinya butuh kasih sayang kalian berdua. Jangan egois Lun"
"Entahlah kak. Aku masih ragu. Aku tidak tau bisa mencintai Ethan atau tidak. Edward selalu membayangiku. Apalagi dia sering datang" jawab Luna dengan tertunduk lesu. Dia mencerna nasehat kakaknya. Namun dia masih belum bisa melupakan cintanya pada Edward.
Shandra yang mengerti posisi adiknya yang sedang bimbang itu pum segera memeluknya, "sabar. Jangan sedih. Nanti mempengaruhi kesehatan kandunganmu,"
"Iya kak"
"Ethan dimana sekarang?" Tanya Arsha. Karena sejak tadi dia tidak melihat Ethan.
"Ke kantor kak. Tadi ada urusan penting katanya" jawab Luna.
"Apa dia selalu sibuk?" Tanya Shandra
"Iya kak. Tapi akhir-akhir ini dia sering dirumah menemaniku"
"Suamimu sangat perhatian. Jangan pernah kamu sia-siakan Lun. Edward hanya lelaki pengecut. Untuk apa kamu pikirkan" saran Shandra. Dia berharap adiknya akan berubah pikiran soal perceraian setelah melahirkan. Shandra khawatir pada si kembar nantinya.
Luna menghembuskan nafasnya"Aku akan berusaha kak."
Luna memang merasa mulai nyaman bersama Ethan. Tapi dia belum yakin dengan perasaan itu. Apa itu sekedar nyaman karena bawaan bayi atau hanya memang itu adalah pertanda dia mulai mencintai Ethan.