Kecemasan yang sedang dialaminya saat ini benar-benar mengganggu dirinya karena melihat kepergian putranya bersama dengan seorang wanita yang ia yakini sebagai pasien di Rumah sakit ini juga.
"Mas, aku gak bisa kaya gini terus, aku harus samperin Aldera."
"Enggak, jangan Mey," cegah Anderson. "Tenang, aku yakin dia baik-baik aja kok."
Saat ini pria itu bisa melihat bagaimana kecemasan yang diperlihatkan oleh wanitanya sendiri, bahkan istrinya tersebut sampai menggigiti bibirnya karena terlalu memikirkan Aldera membuatnya menghela nafas seketika.
"Mey, jangan gigit bibir kaya gitu."
Andreo langsung mengusap bibir istrinya tersebut setelah melihat situasinya terlebih dahulu sebelum akhirnya seseorang yang tidak asing pun sudah kembali.
"Tapi, kamu tadi lihat sendiri 'kan Aldera ngikutin perempuan itu?"
"Iya, aku juga lihat kok Mey, emangnya kenapa? Gak ada salahnya 'kan?"
Aku kasih spoiler buat volume 2 nanti.
Dua orang yang sudah lama tidak bertemu saat ini sedang berusaha meyakinkan diri bahwa mereka benar-benar sebuah takdir yang memang sudah seharusnya bersama.
"Hai, apa kabar?"
"Aku baik," jawabnya. "Kamu juga apa kabar?"
Kira-kira menurut kalian ini siapa? ;)