Satu minggu telah berlalu, Setelah mendapatkan donor jantung, ginjal dan hati, Kakek dan Nenek Zayn akan segera di bawa kembali ke Malang.
"Umi, kita akan keluar dari rumah sakit sekarang Kak Rafi sedang mengurus administrasinya. Ayya beres-beres barang-barang Umi dulu ya." Ayya membereskan baju-baju dan juga barang-barang yang akan mereka bawa pulang. Arunika dan Zayn melakukan hal yang sama dikamar Ziyad. Keduanya, (Ziyad dan Kirana ) mereka akan dibawa pulang ke pesantren milik Kaif.
Tetapi, Ayya tidak memeberitahukan kepada uminya kalau abinya Ziyad juga pulang bersama mereka Zayn dan Arunika akan kembali lebih dulu bersama dengan Ziyad lalu Ayya meminta Ziyad untuk tidak menemui Uminya dulu sebelum Ayya dan Kaif juga Ahfaz yang mempertemukan mereka.
"Kakek, ayo kita kembali sekarang." Arunika dan Zayn membawa kakeknya pulang. Ziyad baru tahu hari ini kalau Hanan ternyata sudah meninggal dan hari ini adalah acara tujuh hari meninggalnya Hanan. Ziyad jadi merasa sangat bersalah pada adik sekaligus sahabatnya itu.
"Zayn, kau harus menceritakan pada kakek tentang keadaan kakek Hanan, bukankah kau sudah memeriksanya?" Ziyad ingin mengetahui keadaan Hanan, padahal seharusnya dia membantu mengobati Hanan setelah menyelesaikan misi.
"Saat Zayn coba memeriksa kakek Hanan, keadaanya memang sudah sangat mengkhawatirkan. Tetapi seharusnya kakek bisa bertahan sampai kita menyelesaikan misi ini. Sayangnya, nenek malah memergoki kami saat kami akan bertemu dengan kakek hari itu dan nenek malah mengikuti kami.
"Mungkin kakek Hanan sangat mengkhawatirkan nenek kek, jadi dia berpikir terlalu keras sehingga terjadi pendarahan dan pembengkakan pada otak kakek. Tante Azka membawa kakek kerumah sakit tetapi kemudian diijinkan pulang. Kakek ingin pulang bersama Kaif ke Malang tetapi saat dalam perjalanan, beliau kembali drop.
"Kakek Hanan mengalami kejang dan sempat dirawat dirumah sakit yang sama dengan Kakek dan Nenek. Hanya saja, waktu itu kalian berdua sedang menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. Jadi kakek Hanan dan Nenek Kirana tidak sempat bertemu. Hanya om Kaif dan om Ahfaz yang sempat berbicara kepada kakek Hanan." Zayn menjelaskan semuanya pada kakeknya.
"Zayn, tetapi bukankah kakekmu tidak dapat berbicara?" Ziyad terus mencari tahu apa yang terjadi sesaat sebelum Hanan meninggal.
"Memang kek, saat Zayn memeriksanya Kakek memang tidak dapat berbicara. Zayn menebak pasti ada sesuatu yang membuat kakek Hanan berusaha sekuat tenaga agar dapat berbicara. Menurut cerita tante Azka, saat kita mengalami peristiwa mengerikan itu, kakek Hanan mengalami kejang dan sesak napas dan tidak sadarkan diri. Lalu tante Azka membawa kakek ke rumah sakit.
"Saat itu om Kaif dan om Ahfaz beserta umi dan abi sedang menuju ke Malang karena Zayn mengabarkan kepada mereka tentang kejadian yang menimpa Kakek dan Nenek, Lalu Umi meminta om Kaif dan om Ahfaz untuk kembali dan melihat keadaan kakek Hanan. Saat sampai dirumah sakit, kakek sudah sadar dan dapat berbicara." Ziyad mengerti dan langsung bisa menebak apa yang membuat Hanan drop dan akhirnya meninggal.
"Zayn, kalau menurut Kakek kemungkinan Kakek Hananmu itu mendengar kalau Nenek Kirana mengalami kecelakaan dan berada dalam bahaya sehingga dia memaksakan diri agar dia bisa berbicara. Tetapi pada akhirnya dia tetap tidak mampu dan yang kakek takutkan.
"Dia mengalami pendarahan otak! itulah yang membuat dia kejang-kejang hingga tidak sadarkan diri karena tubuhnya tidak mampu menahan rasa sakitnya. Setelah ditangani, Hanan sudah dalam kondisi yang sangat kritis. Beruntung dia kemudian bisa berbicara. Tetapi karena dia memaksakan diri, itu membuat keadaannya semakin buruk." Analisa Ziyad sangat masuk akal.
"Kemungkinan seperti itu juga bisa saja terjadi." Zayn sangat kagum dengan analisa kakeknya.
"Zayn, kakek curiga orang yang telah mendonorkan ginjal jantung dan hatinya adalah kakekmu sendiri karena Hanan meninggal tepat setelah kami selesai menjalani operasi kan?" kecurigaan Ziyad terlalu masuk akal, tetapi Zayn belum yakin. Lagi pula Uminya bilang dia sudah tahu identitas orang yang mendonorkan ginjalnya. Jadi untuk memastikan kecurigaan Ziyad, mereka harus menunggu sampai Ayya memberitahu mereka siapa sebenarnya orang yang telah menyelamatkan mereka.
"Kakek, jangan terlalu dipikirkan dulu! Lebih baik sekarang kakek fokus untuk pemulihan terlebih dahulu. Kita akan menunggu sampai umi mengatakan kepada kita tentang identitas orang yang telah menjadi donor untuk kakek dan Nenek." Zayn dan Arunika saling menatap. Mereka juga sudah menebak persis seperti apa yang dikatakan Ziyad barusan. Tak terasa, mereka sudah memasuki halaman pesantren. Zayn langsung membawa Ziyad kamar yang berada di belakang masjid.
Kamar yang dulu ditinggalinya, masjid itu adalah masjid yang dibangun Zayn dan dia sengaja membuat sebuah kamar untuknya tinggal saat sewaktu-waktu dia datang ke pesantren ini.
Arunika dan Zayn membantu Ziyad turun dari mobil dan kemudian memasuki kamar yang akan ditempatinya.
"Kakek, untuk sementara Kakek tinggal disini dulu ya! lusa kita sudah kembali ke Kudus. Kakek tidak keberatan kan?" Zayn tersenyum kepada kakeknya dia mebantu Ziyad berbaring ditempat tidur.
"Zayn, kakek sangat nyaman tinggal dikamar ini. Orang seperti kita ini kan tidak pernah mempermasalahkan dimana kita beristirahat, yang terpenting untuk kita saat itu kan aman. Jadi kamar ini menurut kakek sudah sangat layak. Kalian jangan mengkkhawatirkan kakek. Sekarang kakek mau beristirahat sebentar.
Kalian juga beristirahatlah! Sebentar lagi Nenek kalian tiba, jangan sampai dia mencurigai kalian berdua. Sebab, kalau dia sampai curiga kakek akan segera ketahuan kalau berada disini." Ziyad sangat mengenal Kirana. Mereka saling memahami hati dan pikiran mereka masing-masing seolah keduanya ada dalam satu tubuh.
"Baik Kakek, kami akan pergi beristirahat dulu. Kalau Kakek menginginkan sesuatu, semua ada didalam kulkas itu. Arunika juga sudah membuat teh hangat untuk kakek. Arunika menaruhnya didalam termos itu, jadi kakek tidak perlu kemana-mana. Nanti kak Zayn sesekali akan menengok kakek disini." Arunika sudah mempersiapkan semua kebutuhan Ziyad untuk sementara waktu ini.
Keduanya kemudian meninggalkan Ziyad seorang diri. Sepeniggal kedua cucunya, ziyad meraba perut dan dadanya. Dia sangat yakin organ yang berada didalam dirinya dan Kirana adalah milik Hanan.
Kaif melihat kedatangan Ziyad tetapi dia masih belum sanggup menemui Ziyad. Kaif sangat menyayangi Ziyad sejak masih kecil, meski mereka tidak pernah bertemu sama sekali. Hari ini, adalah pertama kalinya Kaif melihat Ziyad secara langsung. Tetapi dihatinya, Kaif merasa semua ini tidak adil untuk Abinya. Kaif, Rafi dan Kirana adalah orang yang memandikan jenazah Hanan, jadi dia tahu persis apa yang sebenarnya terjadi, dokter sudah menjelaskan semuanya.
"Abi, Kaif harus bagaimana sekarang? Abi sungguh baik hati. Kalian bertiga adalah orang-orang yang sangat luar biasa." Kaif mengusap kedua matanya yang basah. Tiba-tiba, sepasang tangan yang sangat lembut memeluk perutnya. Ashila memeluk Kaif dari belakang, kepalanya bersandar dipunggung Kaif dengan nyaman. Dia bisa merasakan apa yang Kaif rasakan saat ini. Keduanya tidak bicara sepatah katapun tetapi apa yang mereka lakukan itu bisa menenangkan hati mereka masing-masing.