App herunterladen
13.73% PORTAL: terhubungnya dua dunia yang berbeda / Chapter 25: Chapter 24 - Terima kasih

Kapitel 25: Chapter 24 - Terima kasih

Setelah kunjungan mereka ke Kerajaan, mereka kembali ke kediaman mereka. Sepanjang jalan, Teo sangat menikmati suasana ibukota yang ramai, bersih dan bebas polusi udara "Damai sekali ya," Ucap Zack tiba-tiba.

"Ya," Balas Teo singkat.

"Apa di duniamu seperti ini?" Tanya Zack sambil melirik kearahnya.

Teo melirikan matanya kelangit, lalu ia berkata "Jika kau mau sebuah perbandingan, tempatku dan tempat ini, begitu berbeda. Bagiku, tempat ini bagaikan sebuah dongeng, sedangkan di duniaku, tidak ada yang bagus untuk dilihat. Mungkin lebih tepatnya bagaikan neraka," Ucapnya terdengar bergurau lalu tertawa setelahnya "Yah meski Aku berkata seperti itu, mungkin karena Aku selalu melihat yang sama dan merasa bosan. Tetapi, Itu bukan dunia yang buruk, mungkin harus dengan melihatnya"

Zack terdiam mendengar ceritanya lalu kembali meliriknya "Oh begitu. Walau aku tidak mengerti, tapi rasanya itu tidak berbeda jauh dengan disini. Kau tau? Sebuah dongeng pun memiliki sisi gelapnya kalau melihat dari sisi yang berbeda," Balas Zack lalu tersenyum kepadanya. "Tapi aku masih penasaran, berikan aku gambaran sesuatu tentang duniamu, benda atau apapun itu. Rasanya duniamu jauh lebih berkembang daripada disini," Pinta Zack lagi yang masih penasaran dengan dunia Teo.

Sementara itu di dalam kereta kuda, Celica de Blouse terus menatap tajam kearah gadis yang ada disamping Kakaknya sampai membuat gadis itu terus menunduk tidak. Karina sedikit menjaga jarak dari mereka, entah karena ia sungkan atau karena dirinya masih merasa takut dengan bangsawan, tetapi dirinya terus menjaga jarak dari mereka "Namamu, Karina, kan?" Tanya Cattalina dan sedikit bergerser mendekatinya.

"Eh? Ah, iya," Balasnya terdengar lemah.

"Maafkan aku, saat pertama kita bertemu aku mencurigaimu. Saat itu Aku mengira kalau dirimu adalah budak yang ingin meminta sesuatu kepada Teo. Aku tidak bermaksud buruk, keluarga kami sangat melarang siapapun yang sudah menjadi bagian dari kami, melarang melakukan hal yang tidak pantas kepada budak. Karena itu aku langsung marah, bukan kepadamu, tapi kepada Teo. Salahku karena melampiaskannya kepadamu, maafkan aku ya," Ucap Cattalina menjelaskan maksud ia marah kepada Karina sebelumnya dengan maksud agar Karina tidak menjauhinya dan tidak terlihat takut saat di dekatnya.

Namun, Karina hanya terdiam saat Cattalina menjelaskannya, ia bahkan memalingkan pandangannya dari mereka. Cattalina tidak berhenti sampai situ saja, ia mendekati Karina dan kembali mencoba berbicara dengannya "Hey, apa kamu mau memberitahu ku? Bagaimana kamu bisa sampai ke dunia ini?" Lagi-lagi, Karina hanya terdiam dan sekarang dirinya memehamkan matanya.

"Hey!" Suara Celica yang keras mencuri perhatiannya dan tatapan tajam mengarah kepada Karina "Kakak, berhenti menanyainya. Mau sampai kapanpun, dia tidak akan menjawab," Ucap Celica terdengar marah "Seharusnya kau berterimakasih karena seorang bangsawan ingin berbicara denganmu, bukan berpura-pura tuli," Ucapannya terdengar tajam sampai Cattalina juga terkejut mendengar adiknya berkata kasar seperti itu.

"Aku…," sepatah kata keluar dari mulut Karina dengan suara yang pelan, namun Karina tidak melanjurkannya. Ia semakin memalingkan wajahnya dan terlihat murung.

"Huh… Hey, kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja." Ucap Celica lagi yang masih dengan sorot mata yang tajam.

Setelah mendengarnya, Karina memejamkan matanya sesaat lalu melirik kearah Celica, ia juga menoleh kepada Celica. Lalu ia berkata "Aku … Tidak mau mengatakannya" Ucapannya terdengar pelan, namun Celica bisa mendengarnya dan membuatnya kesal karena uapannya.

"Hey!"

"Celica, hentikan,"

"Tapi dia–."

"Celica," Kakaknya mengerutkan keningnya kepadanya, ia langsung terdiam dan sedikit berdecih saat memalingkan wajahnya "Maafkan Adikku, ya. Lalu maafkan pertanyaanku tadi, sepertinya terlalu sensitif untukmu," Ucap Cattalina sambil tersenyum kepadanya.

Untuk beberapa saat, mata Karina yang terlihat sayu itu terbuka lebar saat melihat senyumannya, lalu dengan cepat ia memalingkan pandangannya lagi dari senyuman Cattalina.

Teo mendengar keributan yang terjadi di dalam kereta kuda, ia hanya menunduk dengan kedua tangan dibelakang kepalanya dan mata yang terpejam.

***

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di depan kediaman keluarga Blouse di ibukota. Tiara menyambut mereka dengan membungkukkan tubuhnya sedikit "Selamat datang, Nona Cattalina, Nona Celica," Ucapnya.

"Ya, tolong siapkan pakaian untuk gadis itu, lalu siapkan makan siang," Perintah Cattalina dan langsung dilaksanakan oleh pelayannya itu.

Celica juga turun dari kereta kuda dan disusul oleh Karina dibelakangnya. Julio meliriknya sesaat, melihatnya yang terus menunduk dan meski hanya punggungnya yang terlihat, Teo bisa tau kalau dirinya yang begitu murung. Lalu, bersama dengan Zack, ia memabawa kereta kuda kebelakang rumah.

Di dalam rumah, Celica langsung berjalan menuju kamarnya tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya "Celica–,"

"Aku lelah, ingin istirahat," Itulah jawabnya saat ditanya oleh Kakaknya.

Cattalina hanya menatapnya tanpa berkata-kata apa-apa lagi kepada Adiknya, ia malah meminta maaf kepada Karina "Maaf ya, Adikku memang seperti itu. Tunggu disini, Tiara akan membawakan pakaian untukmu," Ucap Cattalina lalu berjalan pergi ke arah dapur.

Disaat Karina melihat sekeliling, Teo datang menemui dari pintu belakang. Tatapannya yang sayu itu perlahan terbuka lebar, langkahnya begitu gemetar saat mendekati Teo. Melihatnya begitu, Teo dengan cepat mendekatinya "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Teo kepadanya.

Mulutnya seolah ingin berkata sesuatu, akan tetapi suaranya tidak keluar, suaranya tertahan. Ia mengeratkan giginya, begitu erat sampai wajahnya terlihat begitu marah, tetapi ia juga terlihat menahan raut wajahnya itu "Karina…," Teo memegang kedua pundaknya dengan mengerutkan kedua alisnya.

"Maaf menunggu," Ucap Tiara tiba-tiba muncul dibelakang Teo "Saya membawakan pakaian untuk Anda, Nona," Ucap Tiara lagi.

"Oh pakaiannya sudah datang–. Astaga, Teo! Kamu apakan dia!" Ucap Cattalina terdengar marah saat melihat air mata Karina sedikit keluar dari matanya "Karina, lebih baik kamu mandi dulu, ya. Mari, Aku tunjukkan," Ucapnya lagi lalu membawa Karina ke kamar mandi.

Mereka pergi meninggalkan Teo yang sedang ditatap oleh Tiara "A-Apa?" Tanya Teo sedikit gugup.

Menanggapinya, Tiara tersenyum kepadanya "Tidak ada. Aku dengar, gadis itu, dia adalah orang dari duniamu ya? Tapi, kamu tidak terlihat senang sama sekali. Yah Aku mengerti kenapa kamu seperti itu," Tiara yang tiba-tiba membahas gadis yang Teo bawa, Teo hanya terdiam dan memalingkan pandangannya sesaat.

"Tunggu … Kamu tau soal itu?" Tanya Teo dengan sedikit terkejut.

"Fufufu …," Hanya tawa itu yang menjadi responnya untuk Teo, lalu ia berjalan menuju kamar mandi tanpa berkata apa-apa.

Meski Teo merasa penasaran dengan itu, ia tidak terlalu memikirkannya. Terlalu banyak yang ia pikirkan, banyak yang harus ia lakukan. Ia memejamkan matanya sesaat, menghela nafasnya, lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Sesampainya ia dikamar, Teo mengambil surat yang ia terima saat belum lama ia terdampar di dunia lain ini. Membuka surat itu, membaca surat yang singkat itu

'Tidak kusangka kau bisa bertahan, Yah kalau itu kau, mungkin bukan sesuatu yang tidak mungkin. Aku tau siapa dirimu, sersan. Untuk saat ini, Aku hanya akan mengawasimu.'

Isi surat itu, memberi Teo banyak petunjuk dan juga rahasia namun tidak bisa ia pecahkan, lebih tepatnya ia masih belum bisa memecahkannya, siapa orang yang mengirimkan ini, apa yang terjadi sebenarnya, pertanyaan itu tidak bisa ia jawab, untuk saat ini 'Aku harus segera pergi dari sini, menemukan mereka dan membawa mereka kembali, apapun yang terjadi, apapun resikonya, meski nyawa taruhannya. Karena itu, misiku. Tidak ada hubungannya dengan dua saudari itu," Ucap Teo dalam hati.

Ia melipat surat itu dan disaat yang sama, pintu kamarnya diketuk seseorang. Teo langsung menghampiri dan membuka pintu kamarnya "Nona Cattalina?" Tuannya dengan senyuman lembut diwajahnya muncul dari balik pintu kamarnya "Apa anda perlu sesuatu?"

"Tidak, Aku hanya ingin memberitahu tentang makan siang, Zack, Tiara dan Karina juga ikut," Ucapnya terdengar mengajak Teo makan siang.

"Oh tidak biasanya, tapi bukankah nanti Nona Celica akan marah?"

"Yah Aku sudah memberitahunya, tapi saat aku mengajaknya dia bilang tidak mau, kepalanya pusing katanya. Sepertinya, Celica masih mencoba untuk tidak menerima tentang dunia lain," Jelas Cattalina dengan senyum yang terlihat dipaksakan "Karena itu, aku mengajak semua Zack dan Tiara untuk makan siang untuk menyambut kedatangan Karina,"

Teo terdiam sejenak mendengar ajakannya itu. Dunia lain, ucapan Cattalina itu membuatnya berpikir kembali apa yang sudah ia alami, apa tujuannya berada di dunia ini, apa yang harus ia lakukan setelahnya "Nona Cattalina, ada yang harus Saya bicarakan, apakah anda nanti punya waktu?"

Cattalina membuka matanya lebar, ia melihat wajah Teo yang tidak pernah ia tunjukan kepadanya dan dari raut wajahnya itu, Cattalina tahu apa yang akan ia katakan "Setelah ini Aku dan Cattalina akan kembali ke sekolah, nanti malam Aku ada waktu, apa tidak masalah?" Teo hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju dengan perkataan Cattalina "Kalau begitu, Ayo. Karina mungkin masih mandi, jadi tunggulah di ruang makan, ya," Ucap Cattalina sambil tersenyum kepadanya. Teo membungkukkan sedikit tubuhnya kedepan dengan telapak tangan kanan yang di dada kirinya, lalu ia mengikutinya dari belakang.

Di meja makan, Zack tengah membantu Tiara menyiapkan untuk makan siang mereka "Biar aku bantu," Ucapnya kepada mereka berdua dan menghampirinya membantu mereka menyiapkan makan siang mereka.

"Kalau begitu tolong kalian urus sisanya ya, Aku akan memanggil tamu kita dan Nona Cattalina," Ucap Tiara lalu meninggalkan mereka

"Oh baiklah," Jawab Teo lalu merapikan piring yang belum tersusun dimeja makan.

"Kira-kira, ada apa ya Nona Cattalina mengajak kita makan siang bersama, tidak biasanya," Ucap Zack yang penasaran, karena tidak biasanya ia diajak makan bersama Tuannya.

"Apa memang tidak pernah?" Tanya Teo

"Tidak, maksudku pernah, hanya saja jarang saja. Terakhir kali, aku makan bersama Nona Cattalina dan Nona Celica, itu saat Hari Festival Bellum,"

"Festival Bellum?" Sebuah perayaan asing terdengar oleh telinganya, tentu itu membuat Teo penasaran sampai berhenti merapikan meja makan.

"Ah kau belum pernah melihatnya ya, itu tentang–." Langkah kaki terdengar dari arah kamar Cattalina, pandangan mereka pun teralih ke arah asal suara langkah kaki itu "A-Aku akan menjelaskannya nanti, cepat selesaikan ini. Asal kau tau, dalam kerapihan, Tiara lah yang paling mengerikan amarahnya dibanding kedua Tuan kita!"

"Apa anda mengatakan sesuatu, Tuan Zack!" Suara itu, membuat tubuh Zack bergetar. Tangannya gemetar saat memegang gelas yang akan ia taruh dimeja makan.

"S-Saya tidak berkata apapun! I-Iyakan, Teo?" Ucapnya dan meminta bantuan kepada Teo, Akan tetapi rekannya itu hanya memejamkan dan sedikit memalingkan wajahnya "Te-Teo!"

"Nona Cattalina, sepertinya Tuan Zack tidak lapar. Saya akan mengembalikan peralatan makannya ke dapur, permisi,"

"Maafkan Aku!" Zack langsung berlutut didepannya dengan telapak tangan kanan yang mengepal di dada kirinya. Cattalina tertawa melihat tingkah pelayan dan pengawalnya itu, ia pun melerai mereka dan meminta mereka termasuk Teo dan Karina untuk duduk.

Teo melihat kearah Karina sesaat Cattalina meminta mereka duduk. Teo menganggukan kepalanya pelan sambil tersenyum kepadanya yang terlihat ragu dari raut wajahnya. Melihat senyuman Teo, membuatnya sedikit yakin dan menuruti perkataan Cattalina untuk duduk.

"Hari ini, Aku mengajak kalian untuk makan siang bersama untuk menyambut kedatangan Karina yang berasal dari dunia yang sama dengan Teo. Kalian mungkin sudah tau kalau Teo … Bukanlah berasal dari dunia yang sama dengan kita, memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya." Semua yang mendengar itu hanya terdiam, bahkan tamu dari dunia lain itupun tidak berkata apa-apa. "Lalu–. Eh...," Saat Cattalina ingin lanjut berbicara, ia bisa merasakan aura seorang gadis tengah bersembunyi, Cattalina tersenyum lalu menoleh ke belakang. Ia melihat Adiknya tengah merapatkan dirinya dan bersandar pada tembok "Apa kamu mau ikut juga, Celica?" Dengan wajah yang malu dan terlihat marah, Celica keluar dari persembunyiannya "Apa kepala mu baik-baik saja?" Tanya Cattalina.

"Aku baik-baik saja," Jawabnya ketus.

"Begitu. Kalau begitu, Tiara tolong ambilkan piring untuk Celica,"

"Sudah saya siapkan, Nona Cattalina," Ucapnya, ia mengarahkan telapak tangannya ke samping piringnya lalu secara ajaib muncul piring, sendok beserta gelas yang sudah di isi air.

Karina yang melihatnya pun takjub dan Teo tersenyum lalu berkata "Wah, mau diliat seperti apapun memang tidak masuk akal, apa kamu menghilangkannya saat menata tadi?" Tanya Teo kepadanya.

"Tidak, aku hanya menyamarkannya. Bagaimana aku mengatakannya, semacam berkamuflase," Jelas Tiara tentang apa yang sudah ia lakukan.

"Tiara ahli dalam sihir ilusi, dia bisa membuat kalian tidak sadar dengan benda yang ada didekat kalian atau melakukan ilusi lainnya seperti mengacaukan pikiran kalian," Jelas lebih lanjut oleh Cattalina.

"Eh? Itu hebat," Ucap Teo terdengar kagum mendengar sihir ilusi yang Cattalina jelaskan.

"Terima kasih,"

"Kakak! Apa tidak apa-apa memberitahu mereka soal sihir Tiara!? Itu harusnya rahasia! Kita tidak bisa memberitahu orang asing seperti mereka!" Perkataan itu keluar dari mulut Celica, meskipun Teo hanya tersenyum menanggapinya, tetapi Karina yang duduk disampingnya merasa kesal mendengar ucapan Celica itu. Teo memegang tangannya, karena terkejut wajahnya langsung terangkat menatap Teo yang tengah tersenyum kepadanya, amarahnya pun perlahan mereda karenanya.

"Celica, mereka bukan orang asing. Teo adalah pengawal kita dan dia juga menyelamatkan hidup kita, lalu hidupku juga dua kali … dan Karina adalah orang yang hilang dari dunia Teo, jadi mereka bukanlah orang asing untuk kita. Karena itu aku ingin membicarakan ini di depan Teo dan juga Karina, setelah melihat kebenarannya, aku percaya dengan tujuan Teo yang datang ke dunia ini," Semua mata tertuju kepadanya, kecuali Adiknya yang memalingkan pandangan darinya. Setelah terdiam sesaat, Cattalina membuka mulutnya kembali dan berbicara "Aku sudah memutuskan … Kalau Aku akan membantunya sampai Teo menyelesaikan tujuannya,"

Teo, Karina dan terutama Adiknya terkejut bukan main dengan apa yang Cattalina katakan "Jangan bercanda! Bukannya Kakak mendengar kalau Kak William curiga kalau itu ada hubungannya dengan Dark sychte! Bagaimana kalau mereka menyerang Kakak!?" Ucap Celica yang sangat keberatan.

"Benar apa yang dikatakan Nona Celica, Saya pun tidak setuju jika anda seperti membantu saya. Maaf, jika saya lancang, tapi ini tidak ada hubungannya dengan Anda," Ucap Teo dengan raut wajah yang begitu serius. Meski begitu, Cattalina tidak menunjukan kalau dirinya akan menarik ucapannya itu, ia dengan tenang meminum air di gelasnya.

"Aku mengerti bagaimana situasinya, Celica. Aku juga tau resikonya bila aku ikut campur dengan tujuan Teo di dunia ini, Aku–."

"Kalau begitu kenapa? Kenapa Kakak mengambil resiko itu?" Tanya Celica terdengar begitu marah.

Cattalina terdiam sesaat, ia menuangkan air ke gelasnya lalu meminum air itu dengan tenang "Aku hanya untuk membalas budi karena Teo sudah menyelamatkan nyawa ku 2 kali, lalu memenuhi janji ku untuk membantunya, itu saja,"

"Hah!? Itu konyol, Kakak tau kalau mungkin nyawa Kakak yang akan jadi taruhannya!"

"Tentu saja, tapi mau bagaimanapun Kakak harus memenuhi janji Kakak, karena Kakak adalah bangsawan, seorang bangsawan terhormar tidak akan mengingkari janjinya, kan?" Cattalina tersenyum begitu manis kepada Adiknya sampai membuatnya terdiam "Baiklah, silahkan dimakan," Ucapnya lagi memulai makan siang mereka.

Sesaat Teo menatapnya dengan raut wajah datar, namun Teo kembali tersenyum tipis ketika memejamkan matanya. Makan siang mereka berlangsung damai, meskipun Celica terlihat masih kesal dan tidak terima dengan apa yang Kakaknya katakan.

"Maaf, Nona Cattalina, Nona Celica, izinkan aku berbicara," Ucap Zack sambil mengangkat rendah tangannya

"Ada apa, Zack?" Tanya Cattalina.

"Teo, jika apa yang Nona Celica dan Jenderal katakan itu benar, itu berarti tujuanmu ada kaitannya dengan apa yang terjadi di dunia ini. Organisasi gelap yang selama ini selalu melakukannya secara sembunyi-sembunyi, tapi sudah tiga minggu ini mereka melakukannya secara terang-terangan. Dimulai dari terbakarnya desa-desa kecil dan pencurian pedagang keliling, lalu kereta kami yang dikejar sampai yang mengakibatkan tewasnya Kakak Saya," Mengungkit masa lalunya, suasana makan siang mereka menjadi terasa begitu berat dan Teo yang mengetahui fakta itu juga terkejut dengan matanya yang terbuka lebar, karena berdasarkan informasi yang ia dapat dari Letnan Arya dan waktu yang ia habiskan di dunia ini, waktunya sesuai dengan yang Zack katakan "Karena itu, Saya tidak setuju kalau Nona Cattalina tidak ada hubungannya, mau bagaimana pun organisasi gelap sampai saat ini terus mengincar keluarga bangsawan di kerajaan Lumenia, jadi seandainya Nona Cattalina tidak membantumu juga, pasti pada akhirnya Nona Cattalina juga akan ikut terlibat. Bukan hanya Nona Cattalina, tapi semuanya. Maaf Saya berbicara panjang, sebenarnya Saya hanya tidak suka dengan apa yang Teo katakan," Ucapannya ditutup dengan dirinya yang menundukan kepalanya sambil memejamkan matanya. Namun hanya sesaat, matanya kembali terbuka dengan sekujur tubuh yang gemetar.

Zack mengetahui penyebabnya ketika ia menoleh ke arah Tuannya yang tengah menatapnya tajam dan raut wajah yang luar biasa menakutkan karena Celica beranggapan kalau Zack memihak kepada keputusan Kakaknya yang ingin ikut campur dengan tujuan Teo.

"Ahahaha, kamu mengerti juga maksudku, Zack. Karena itu bukankah lebih baik kita bertukar informasi? Aku bisa memberikan informasi tentang dunia ini, aku bisa menggunakan kemampuanku waktu itu untuk memperjelas pencarian. Lalu sebagai gantinya, kamu bisa memberikan informasi jika kamu menemukan sesuatu yang berkaitan dengan orang yang membawa mu kemari, kamu bilang orang itu mengawasimu kan? Pasti suatu saat dia akan menemuimu," Ucap Cattalina menjelaskan tujuan sebenarnya untuk ikut campur dalam tujuan Teo itu.

Teo yang terus mengerutkan keningnya selama mendengar ucapan Zack akhirnya melunak, ia terlihat pasrah lalu berkata "Baiklah, jika memang begitu saya tidak bisa membantah," Lalu, Teo tersenyum kepadanya.

Setelah melalui pembicaraan yang panjang itu, mereka memulai makan siang mereka "Baiklah, silahkan dimakan," Ucap Cattalina sambil tersenyum kepada mereka

"Tidak! Ada satu hal yang perlu aku katakan!" Lagi, makan siang mereka rd terganggu dengan Celica yang tiba-tiba berbicara

"Ada apa, Celica? Apa kamu masih keberatan?" Tanya Cattalina mengingat wajah Adiknya masih terlihat marah.

"Untuk itu tentu aku masih keberatan, tapi untuk sekarang aku kesampingkan. Ada hal lain yang ingin aku katakan kepada Teo," Celica berdiri lalu menunjuk kearah Teo dengan raut wajah yang luar biasa mengerikan "Apa maksud perkataanmu tentang kesatria suci hah!? Apa kau tau, kalau kau berkata seperti itu bisa membuatmu dipenggal!? Jangan berkata hal-hal yang aneh dasar idiot!" Bentak dengan suara yang luar biasa keras menggema di ruang makan itu, Teo hanya bisa memejamkan matanya ketika Tuannya itu benar-benar marah kepadanya.

"A-Ah benar, aku juga terkejut Teo tiba-tiba berkata seperti itu. Kamu tidak boleh berkata seperti itu loh, Teo. Kesatria suci itu tidak mungkin melakukan apa yang kamu katakan, kamu mengerti?" Kali ini suara yang cukup lembut diterima oleh Teo namun Teo masih tetap memejamkan matanya.

"Maafkan Saya, Saya sudah lancang berkata seperti itu," Ucap Teo terdengar sedikit penyesalan pada kata-katanya itu.

"Lalu kenapa kau bisa berkata seperti itu!?" Bentak Celica lagi.

"Celica, sudah dulu, ya. Nanti makanannya dingin loh, apalagi kita harus ke sekolah kan?" Ucap Cattalina mencoba menenangkannya.

"Tapi–."

"Celica," lagi-lagi, senyuman Cattalina membuatnya melunak, ia pun duduk kembali di tempatnya. Tidak ada lagi yang berbicara saat makan siang berlangsung.

Setelah Selesai makan siang, Tiara membereskan makan siang mereka dan Zack diminta oleh Cattalina untuk menyiapkan kereta kuda karena ia dan Celica akan pergi ke sekolah. Lalu, Karina sedang bersama Teo dikamar Teo "Untuk saat ini, kamu tinggal dikamar ku, oke? Aku akan berbicara dengan Nona Cattalina dan Nona Celica," Karina mengangguk pelan dengan wajah yang murung, Teo memegang sebelah pundaknya dan kembali berbicara "Tenanglah, Kamu sudah aman. Setelah aku menemungkan mereka semua, aku berjanji akan membawa kalian pulang, ya," Ucap Teo sambil tersenyum kecil.

Air mata Karina tiba-tiba menetes, ia langsung mendekatkan dirinya kepada Teo lalu menyembunyikan wajahnya di dada Teo "Terima kasih," Ucapnya pelan.

"Tidak," Ucap Teo lalu sedikit menjauhkan Karina dari dirinya "Aku … Aku harus pergi, untuk saat ini tetaplah disini, jangan keluar dari rumah. Kamu mengerti?" Perintah itu hanya mendapat anggukan pelan dari Karina, lalu Teo kembali berkata "Baiklah, sampai jumpa," Ucapnya lalu berjalan keluar kamar. Meskipun dirinya berhasil menyelamatkan Karina, tetapi Teo menganggap dirinya tetaplah gagal, jauh dalam dirinya, ia merasa begitu marah ketika tau penduduk dari negara asalnya di jadikan seorang budak 'Aku … Tidak pantas mendapat ucapan terima kasih,' Batinnya saat memikirkan ucapan terima kasih dari Karina.

To be continue


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C25
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen