App herunterladen
50% Sick boy / Chapter 3: SK// 02

Kapitel 3: SK// 02

Matahari sudah terbit dan menyinari dunia dengan sinar nya. Ana bangun karena suara alarm ada handphone nya, ia yang merasa terganggu segara mematikan suara berisik itu dan melihat jam. Masih ada empat puluh lima menit lagi untuk berisap siap ke rumah sakit.

Hari ini adalah jadwal Ana shift pagi dan terlihat UGD sudah ramai pasien, dengan segera Ana masuk ke ruangan nya dan mulai bekerja sebagai dokter umum. Ia ingin melanjudkan kuliah nya mengambil spesialis tapi untuk saat ini ia masih ingin kerja menikmati jerih payah nya.

Jam istirahat sudah lewat dari lima menit yang lalu tapi para pasien masih ada beberapa dengan terpaksa Ana harus melayani mereka tanpa keluh kesah.

Clek

"Ouh maaf" seseorang membuka pintu ruang praktek Ana

"Tak apa, dokter Deena. Ada yang bisa saya bantu?"

"professor James menanggil mu untuk ke ruangan nya"

"Baiklah, terima kasih" setelah dokter Deena pergi, Ana kembali memeriksa pasien terahkir nya lalu setelah memberi resep dan berkomunikasi dengan pasien nya Ana segara ke keluar dari ruangan nya tapi seperti nya telephone genggam nya terus bergetar.

"Halo ibu?"

"Ana, kondisi ayah mu semakin menurun dan harus mendapatkan tindakan yang lebih instensif."

Seakan tau apa yang ibu nya perlu kan Ana menghela nafas nya.

"Ibu, Ana hanya ada sedikit tabungan tolong bawa ayah ke rumah sakit yang lebih besar"

"Ibu tak berani nak, karena asuransi nya tak terdaftar pada rumah sakit itu"

"Sekarang bawa ayah ke rumah sakit ya, bu Ana akan mengirim uang nya"

"Baiklah nak, terima kasih"

"Sama sama bu"

Ana meletakan ponsel nya pada laci dan membuka dokumen yang berisikan kontrak kerja.

"Tidak ada pilihan lagi" guman Ana. Ia mendatangani berkas itu dan segera merapikan nya lagi lalu keluar ruangan untuk menyerahkan berkas itu dan istrirahat tentu nya.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk"

Ana membuka pintu nya dan nampaklah pria parubaya sedang berkutat dengan tumpukan berkas.

"Ana!"

"Selamat siang Mr."

"Duduk Ana" Ana berjalan mendekati kursi di hadapan pemilik rumah sakit.

"Maaf Mr. Ada apa menanggil saya?"

"Well, aku ingin memberi mu tawaran baru. Kau tetap berstatus bekerja ada di rumah sakit dan aku akan membuatkan surat dinas untuk mu jadi kau akan mendapatkan gaji rumah sakit dan tentu nya dari ku. Dan lagi aku menjamin mu dengan menyekolahakan mu menjadi spesialis, bagaimana Ana?"

Ana masih mencerna ucapan kepala rumah sakit itu, apa ia harus menerima nya? Jika ia menolak maka ia akan menghilangakan kesempatan emas dan lagi kondisi orang tua nya sedang dalam masalah keuangan.

"Baik Mr. Saya menerima nya dan ini berkas yang sudah saya tanda tangani. Saya bisa bekerja mulai kapan Mr.?" Ana menyerahkan berkas yang ia bawa tadi dan dengan sopan ia bertanya.

"Kau dapat bekerja sekarang, pulanglah untuk berkemas dua jam lagi sekertaris ku akan menjemput mu"

"Lalu bagimana dengan jadwal saya untuk sore ini Mr."

"Aku yang akan mengantikan, cepat pulang tidak ada waktu lagi Ana"

"Saya pamit undur diri Mr." Ana berdiri dan berjabat tangan dengan Mr. James lalu keluar ruangan itu.

Sedangkan James tersenyum penuh arti, ia akan membuat anak nya sembuh dengan adanya Ana. Karena ia merasa Ana adalah orang cocok untuk anak nya dan semoga ia berhasil untuk membuat hati dan mental anak nya itu pulih kembali seperti dulu.

Dan disinilah Ana, di depan rumah besar dengan bangunan modern, ouh ini bukan rumah tapi mansion.

"Selamat datang Ana" ucap tuan James.

"Terima kasih Mr. James"

"Panggil James saja jangan terlalu formal, masuklah aku akan menunjukan kamar mu dan tugas mu"

Saat Ana masuk sudah di suguhi dengan kemewahan rumah ini, mulai dari gucci, lukisan hingga para maid yang terjajar rapi menyambut kedatangan nya.

Ana tersenyum kikuk, karena ia menyadari sedari tadi ia tidak fokus dan hanya memandangi megahnya rumah ini.

"Ana, ini anak ku Alrico" James mengenal kan Ana dengan pria dingin, muka datar dan lebih terlihat garang.

Ana mengulurkan tangan nya, mencoba lebih akrab dengan situasi ini tapi seperti nya pria itu hanya diam menatap Ana dari ujung kepala hingga kaki nya.

Image

"Al, berdirilah hormati dia" ucap James dengan lembut.

"Apakah dia jalang baru mu? Atau aku akan memanggilnya mommy?" ucap Al.

"Alrico jaga ucapan mu!"

Ana terkejud dengan ucapan pria di depan nya itu, jika bukan karena Mr. James yang ia hormati sudah ingin rasanya Ana mencabik mulut manis pria itu.

"Jaga ucapan mu, dia ayah mu tuan!" dengan berani Ana mengucapkan kata demi kata dengan penuh penekanan. Lalu sorot mata itu tertuju pada nya, Ana hanya diam tak ada rasa takut atau pun marah. Wajah nya tenang tapi penuh dengan seribu cacian yang kapan saja bisa keluar.

" Cih" setelah itu Al pergi meninggalkan ruang tamu dan berjalan menuju kamar nya.

"Maafkan dia Ana, memang sifatnya seperti itu"

"Tak masalah Mr. James" Ana terseyum manis. Al melihat sekilas wajah wanita yang baru datang itu senyuman itu mengingatkan Al pada superheronya dulu.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen