Aroma kopi dan coklat memenuhi indra penciuman gue. Ada 4 gelas kertas berlogokan Starbucks berjejer rapi di atas lantai marmer kamar gue.
Iya, sekarang kami lagi ada di rumah gue. Lebih tepatnya kamar gue. Belum lima menit di rumah gue, Jean sama Naomi udah seenak jidat minta Go-pud Starbucks. Alhasil, ya gini. Kamar gue yang wangi semerbak kopi dan coklat.
Jean meneguk kopinya. "Jadi lo suruh kami ke sini untuk melaksanakan misi perbucinan lo?" tanya Jean. Ekspresi dan nadanya datar.
"Iyaps," jawab gue yakin.
"Lumayan, dapat minum gratis," ucap Naomi. Dia memasang cengiran kudanya.
Dasar, yang gratisan aja seneng.
Gue berdesis pelan. "Asal lo tau aja ya. Total harga minumannya itu sama dengan total uang jajan gue selama satu minggu."
Kali ini gue serius lho. Untung aja sahabat, kalau ga mana mau gue jajanin mereka starbucks.
Gue menarik napas, mulai masuk ke inti dari rapat dadakan yang gue adain ini.
"Jadi gini, sesuai yang kalian tau. Pete itu bakal ulang tahun besok."