Kapitel 214: Sakaratul Maut Yang Mengerikan

Sebenarnya desa Santi memiliki suasana yang damai, masih banyak pepohonan yang tumbuh di antara rumah. Semak-semak pepohonan membuat suasana desa itu menjadi sejuk, kami berjalan ke arah barat desa itu. Pak Karyo dan Santi menyapa warga yang berpapasan dengan kami di jalan.

Sebagian dari mereka juga merasa pangling dengan Santi, agak terkejut melihat Santi pulang. Aku nggak tahu berapa lama sebenarnya Santi meninggalkan desanya, tapi sepertinya kisah dari Santi itu cukup menghebohkan para warga yang ada di sana. Aku menyimak selama ada di sana, kedatangan Santi banyak juga yang peduli dan terkejut.

"Jadi kau pulang hanya untuk menjenguk paman dan bibimu yang jahat itu?! Lebih baik kau biarkan saja mereka tersiksa, lagian apa yang dia alami sekarang adalah balasan dari hasil perbuatannya sendiri!" ucap salah satu warga yang menemui kami ketika hendak pergi ke gubuk.