Kapitel 147: Kontrakan Bude

Sebelum masuk ke dalam bus aku memeluk satu persatu sahabatku, terutama Widya dia masih saja menangis. Reno mengantarku masuk ke dalam bus, dia membawakan ransel. Sedangkan Widya dan Dika menunggu diluar bus sambil melihat kita dari jendela, sesekali Widya masih terlihat mengusap air matanya. Dia pasti sangat sedih, aku juga sedih, tapi aku tidak ingin memperlihatkan kesedihanku yang berlarut di hadapan mereka. Reno meletakkan ranselku di tempat barang yang terletak di atas kursi penumpang. Sebelum bus berjalan Reno duduk di kursi yang ada di sebelahku.

"Hati-hati ya di jalan, terus kabari aku" ucap Reno menggenggam tanganku erat.

"Iya" jawabku tersenyum padanya.

"Kelulusanku nanti kau pulang kan?" ucap Reno memandangku dengan penuh harap.

"Aku akan berusaha untuk pulang dan menyaksikan kalian menerima kelulusan sekolah, aku juga ingin melihat wajah bahagia para sahabat tersayangku saat kelulusan nanti"

"Aku sayang kamu" ucap Reno tersenyum.

"Aku sayang kamu" balasku.