App herunterladen
80% 13 Kali | Chanyeol & Wendy / Chapter 12: 11th Time

Kapitel 12: 11th Time

GAK bisa berhenti heran, ngelihat tingkah laku Seulgi udah kayak orang habis menang lotre, pagi ini.

"Lo udah sinting, ya?" cela Wendy, waktu Seulgi datang-datang langsung peluk dia yang lagi sibuk merapikan kolong meja sambil duduk.

"Hihi, Wen," panggilnya sambil ketawa dikit-dikit. Masih memeluk tubuh Wendy.

Gak menjawab, Wendy cuma mengerutkan alis.

"Hati ini seneng," ujar Seulgi memberi tahu, meski gak ada yang nanya. "Mau cerita, tapi malu."

Kelakuan aneh Seulgi tiba-tiba berhenti gitu aja, tubuhnya menegak, waktu Sehun masuk kelas juga. Cowok itu menjawil lengan Seulgi, lalu pergi ke kursinya sendiri tanpa melepas tatapannya.

Wendy mulai curiga dan melirik keduanya ganti-gantian.

Melepas pelukannya, Wendy bilang, "Kalian ada apaan, sih?"

Sehun sama Seulgi cuma mesem-mesem malu sambil nunduk, kayak orang gila. Ekspresi Wendy udah amburadul saking heran dan kesel berbarengan.

Chanyeol datang habis dari kantin, masuk kelas sambil meminum kopi gelasannya.

"Masa, gak tahu?" katanya sambil duduk di tempatnya, lalu menyilang kaki. "Mereka baru jadian!" ujar cowok itu memproklamasi. Merasa tidak diperhatikan dengan teman sekelasnya yang lain, ia mengulang kalimatnya, "Sehun, sama Seulgi–ba-ru ja-di-an!"

Sontak, ucapannya membuat teman-teman kelasnya menengok kaget. Meski ada juga yang gak peduli, contohnya: Kyungsoo.

Lain, sama Kai yang langsung berdiri dari kursi dan menunjuk-nunjuk Sehun. "Woi, yang bener! Kok, gak kasih tahu gue, Hun?"

"Siapa suruh, lo malah sibuk teleponan, bukan balas chat gue!" sergah Sehun.

"Lo di-chat, Kai?" tanya Baekhyun menimpali. Lalu, dia ketawa lantang. "Kemarin, Sehun nge-chat gue juga!"

Mereka semua ngakak gak keruan—sampai Chanyeol terduduk di lantai, kecuali Sehun dan Seulgi yang lagi malu-malu sinting.

Dan juga Wendy—yang masih gak mengerti dengan apa yang terjadi.

Suara gelakan ada di seluruh penjuru kelas, sementara Wendy berusaha meminta penjelasan dari Seulgi yang setia tunduk malu untuk menyembunyikan wajah merah keterlaluan.

"Ini bercanda gak, sih?" Kepala Wendy teleng sana-sini.

Berdampingan dengan Chanyeol yang hobi ngebercandain dia selama 8 tahun setengah tanpa jeda, bikin Wendy jadi gak bisa mengorganisir mana yang nyata dan mana yang bercanda.

"Bener," jawab Seulgi, bikin ketawaan cowok-cowok itu mereda dengan mendadak. "Emang bener, kok..."

"Acie, cieee!" risak Baekhyun dan Kai bersamaan, selagi Chanyeol mulai kehilangan suara tawanya dan nyaris nangis.

"Udah, ih, jangan digodain!" bela Wendy mengibas tangan ke arah dua orang itu.

Waktu mendapatkan Chanyeol masih ketawa patah-patah, cewek itu jadi muak banget. "Elo juga, Chanyeol!"

Kontan, Chanyeol langsung mengatupkan mulutnya. Disusul dengan jari telunjuk yang ditempel di bibir, menyuruh Baekhyun dan Kai untuk segera diam.

"Dih. Nurut, ya, dia kalau sama Wendy," bisik Baekhyun nyinyir pada Kai di sampingnya.

Kai mengangguk setuju dengan wajah nyebelin khas ibu-ibu gosip. "Emang gitu, Baek, dia. Payah."

"Heh, gue denger, ya!" sela Chanyeol lantang seraya berdiri dari kursinya.

Bola mata Wendy berputar. Ia lalu bangkit dan menarik lengan seragam Chanyeol dengan keras hingga cowok itu merunduk. "Udah, ih, Chanyeol!"

"Aduh, duh, Wen, kena luka! Sakiiit! Sakit banget!"

Gara-gara Chanyeol bilang gitu, Wendy refleks langsung panik dan mengelus-elus tangan Chanyeol, sambil bilang, "Sori, Chan, sori!"

Senyum Chanyeol merekah jail.

Beberapa detik kemudian, Wendy sadar. "Lo bohong, ya, Chan?"

Tangan Wendy segera melayang untuk memukul punggung Chanyeol berulang, hingga cowok itu melangkah menghindar.

"Aduh! Ampun, Wen!"

Pasang kaki Chanyeol melarikan diri ke depan kelas, tapi Wendy gak mau kalah gesit dari makhluk tinggi itu.

"Sini! Minta maaf gak lo?" tuntutnya dengan nada tinggi setelah genggamannya mendapatkan kerah belakang seragam Chanyeol.

"Ampuuun! Gue mau ngomong, nih! Tapi, lepasin dulu," pinta Chanyeol dengan suara tercekik. "Leher gue sakit, serius."

Masih dengan wajah bete yang setia nempel, Wendy melepas cekamannya dengan kasar. Lalu, ia bersedekap.

Tubuh jangkung Chanyeol membalik untuk menghadap Wendy, air mukanya berubah lebih serius.

"Wendy," panggilnya.

"Apa?" sahut Wendy.

Gak tahu kenapa, Wendy gak mau fokus ke mata Chanyeol.

"Sehun sama Seulgi, 'kan, udah pacaran..." Saat netra gelap Chanyeol akhirnya menemukan milik Wendy, dia berkata, "Lo gak mau pacaran juga sama gue?"

Gak jawab, Wendy pergi begitu aja.

"Kata orang, diem artinya iya!" ujar Chanyeol.

Cewek itu terus jalan aja tanpa nengok ke belakang.

Eh, kalau gitu, jawabannya iya atau enggak, ya?


AUTORENGEDANKEN
nebulusventus nebulusventus

Ih, udah chapter 11 aja...

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C12
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen