App herunterladen
61.29% A Perfect Means (Open PO) / Chapter 19: Ch.30: Realization

Kapitel 19: Ch.30: Realization

Hi Guys, thx for 17K views.😍

Here we go, an update for you all.

Don't forget to leave your vote & comment.😋

Enjoyed.

"Yaa Hoseokkie, gerakanmu kenapa selalu saja salah eoh! Apa kau melamun saja selama latihan ini hah?" teriak seorang instruktur tari pada Hoseok yang tampak tak fokus.

Apa yang terjadi pada anak itu? Aish, mana Taehyung tidak masuk lagi hari ini. Jika Hoseok sunbae terus bertingkah seperti ini, bagaimana aku menanyakannya pada dia coba? batin seorang namja bermata sipit yang sedari tadi memperhatikan Hoseok di sebelahnya.

Berdua, mereka sedang berlatih koreo untuk lomba dance kompetisi sekolah yang akan diadakan dalam waktu beberapa hari lagi saja.

"YAA HOSEOKKIE, KIM HOSEOK!!" teriak instruktur itu lagi, dan kali ini sembari memukul kepala belakang Hoseok cukup keras.

"Aw aw aw ... astaga, kenapa tiba-tiba anda memukulku seperti ini saem?" ringis Hoseok yang kaget sembari mengelus-ngelus kepalanya. Lain halnya dengan Jimin yang hanya mencebik kesal melihatnya.

"Kau alihkan ke mana fokusmu itu Kim Hoseok, tak bisakah kau mengikuti koreo dengan benar eoh?" tanya si instruktur lagi sembari bersiap untuk memukul Hoseok lagi yang telah menghindar.

"Yaa hentikan Yunho Songsaengnim!! Mian. Aku hanya kepikiran hyungku saja tadi," sahut Hoseok sebal.

"Eee!! Tapi ini bukan waktunya untuk memikirkan masalah pribadimu saat ini. Fokuslah, sekarang kompetisi yang sangat ingin kau ikuti itu sudah di depan mata. Kau tidak kasihan pada Jimin apa, yang sedari tadi harus mengulang koreo karena perbuatanmu ini," hardik Yunho sang instruktur dengan muka merah padam.

"Ah nde, mian Saem. Aku tak akan mengulanginya lagi," sesal Hoseok dan membungkukkan badannya pada Yunho beberapa derajat.

"Jangan salah lagi Hoseok Sunbae, aku lelah tau sedari tadi harus mengulangi gerakan yang ini saja!!" cibir Jimin di samping Hoseok.

"Yaa bantet, jangan coba-coba mendiktekan apa yang harus ku lakukan!" seru Hoseok kesal.

"Aw aw aw!" teriaknya tiba-tiba karena Yunho telah menarik daun telinganya kembali.

"Bukankah ku suruh mulai latihan lagi tadi! Kenapa malah bertengkar eoh?" ujar Yunho mencebik sebal.

"Cihh ... rasakan," kekeh Jimin pelan namun masih bisa terdengar oleh Hoseok.

"Kau....!!" delik Hoseok tajam pada Jimin namun diacuhkan oleh si empunya.

"Fokus-fokus. Ayo mulai!!" seru Yunho yang sudah kembali ke tempatnya dan menghidupkan tape music yang sempat dimatikannya tadi.

"Satu dua, satu dua, putar. Satu dua, satu dua, 2 langkah ke depan!" instruksi Yunho di depan sembari memperhatikan 2 orang itu yang mulai mengulangi gerakan yang salah tadi.

***

Di dalam sebuah kamar yang pemiliknya kini tengah menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, terlihat seorang pemuda tampak melamun sembari menatap kosong di hadapannya. Di sampingnya, terlihat ada nampan berisi makanan yang sedari tadi pagi diletakkan di sana namun sama sekali belum disentuhnya sedikitpun.

"Kenapa aku merasa hampa sekali! Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku?" monolognya sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Tak ada siapapun. Dan kurasa appa juga Hoseok sudah berangkat sedari tadi. Kenapa tidak ada seorangpun yang menemaniku di sini eoh?" ujarnya lagi seakan bertanya pada seseorang.

Tok tok tok.

Bunyi pintu yang diketuk dan segera mengalihkan atensi pemuda tadi.

"Masuk saja," sahut pemuda itu malas.

"Mm Tuan muda, ini saya Ahjumma Lee. Ada Yoochun-ssi yang mencari anda Tuan," info wanita berumur 50 tahunan itu pada Suga yang menatapnya datar.

"Suruh saja dia masuk Ahjumma," perintah Suga dengan nadanya yang dingin.

"Ah nde!! Yoochun-ssi, silahkan masuk saja," kata Ahjumma Lee kemudian pada seseorang yang rupanya sedari tadi mengekori dirinya.

"Annyong hashimnikka Yoongi-ssi, anda terjaga rupanya!!" sapa Yoochun sopan sembari membungkukkan badannya.

"Cihhh, kenapa kau datang kemari Yoochun-ssi? Mengganggu saja," kata Suga ketus. Lain halnya dengan Yoochun karena sudah terbiasa, iapun hanya tersenyum menanggapi nada sinis dari Suga tersebut.

"Begini Yoongi-ssi, saya ingin memberikan hasil rapat yang telah kita setujui beberapa waktu yang lalu dari cabang kantor kita yang ada di Daegu. Saya kira kondisi anda sudah cukup pulih sekarang. Jadi saya ingin mendiskusikan beberapa poin karena ada pengajuan keberatan dari rekan bisnis kita dari yang sudah dijanjikan dan dirasa kurang menguntungkan untuk mereka. Bisakah kita melakukakannya Yoongi-ssi?" tanya Yoochun meminta izin.

"Eh, apa maksudmu hasil rapat kita dari kantor cabang yang ada di Daegu Yoochun-ssi? Memangnya kapan aku ke sana eoh?" tanya Suga sarkastis.

Lantaran Suga hanya amnesia tentang apa yang telah dilakukannya 6 bulan terakhir saja, jadinya Sugapun tidak mengingat bahwasanya ia pernah meeting di Daegu. Terlebih, sekretarisnya ini juga tidak mengetahui fakta bahwa Suga tengah amnesia.

"Lho Yoongi-ssi, apa anda melupakannya?" tanya Yoochun balik.

"Karena seingatku tak ada!!" sahut Suga santai.

"Astaga Yoongi-ssi, hanya beberapa hari yang lalu kita baru saja pulang dari Daegu. Malam itu anda bahkan bersikeras langsung ingin pulang begitu rapat selesai karena anda sudah janji dengan Taehyung-ssi untuk pulang Yoongi-ssi. Apa anda tidak ingat sama sekali?" ulang Yoochun dengan ekspresi heran.

"Ani, aku sama sekali tidak mengingatnya!! Apa kau sedang bermain-main denganku sekarang eoh?" selidik Suga penuh curiga.

"Ya tuhan, mana berani saya bermain-main dengan anda Yoongi-ssi. Malam itu bahkan anda mengancam saya untuk cepat sampai ke Seoul dalam waktu 30 menit lantaran adik anda Taehyung-ssi yang masuk rumah sakit lagi. Saya benar-benar dibuat kalang kabut oleh anda waktu itu Yoongi-ssi!! Bahkan gaji sayapun menjadi taruhannya malam itu," ujar Yoochun lagi, yang terlihat menahan kesal. Mungkin kalau Suga bukan atasannya, sudah sedari tadi ia jitak kepala atasannya ini yang jauh lebih muda darinya.

"Hehh, memangnya sejak kapan aku peduli dengan anak cacat itu eoh? Hahaha, jangan membuatku tertawa Yoochun-ssi," kekeh Suga geli. Lain halnya dengan Yoochun yang dibuat geleng-geleng karenanya.

"Saya rasa accident malam itu telah membuat anda melupakan banyak hal Yoongi-ssi. Anda bahkan sampai tak ingat betapa khawatirnya anda saat itu begitu kita tiba di rumah sakit dan mengetahui kondisi Taehyung-ssi yang kritis," lanjut Yoochun. Sementara Suga hanya bisa menatapnya dalam diam.

"Be-Benarkah?" tanya Suga ragu.

"Hmm, tentu saja. Tapi melihat dari kondisi anda saat ini Yoongi-ssi, sepertinya dugaan saya tak meleset!!Sesuatu pasti telah terjadi pada anda Yoongi-ssi. Saya yakin sekali," ujar Yoochun sembari mengangguk-anggukkan kepalanya sendiri yang terlihat begitu percaya diri dengan hipotesanya.

Astaga ... benarkah semua yang telah dikatakan Yoochun-ssi ini padaku? Apakah benar aku sampai begitu khawatirnya pada anak cacat itu! Ya tuhan, kepalaku jadi sakit memikirkannya sekarang, monolog Suga dalam benaknya.

Tbc

Jangan lupa Vote sama Commentnya ya. 😁

See you next chap after 18K views and some votes. 🤗🤗


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C19
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen