Sepuluh menit kemudian Rich dan Nara menuju ke salah satu restoran sarapan. setelah selesai sarapan mereka belum juga pergi dari itu mereka melakukan sedikit obrolan ringan.
"Nara ..." Panggil Rich.
"Apa?" Sahut Nara.
"Kamu mau apa?" Tanya Rich.
"Gak ada"
"Yakin? Gimana kalau kita ke pemandian air panas" saran Rich.
"Beneran?" Nara membulatkan matanya.
"Untuk menyegarkan tubuh aja, gimana?"
Nara hanya menganggukkan kepalanya. Setelah selesai membayar Rich dan Nara langsung menuju pemandian air panas yang berada di kota.
"Gimana kalau kita menginap di sana semalam. Aku dengar di sana juga ada sebuah hotel, sekarang baru jam 3 siang semuanya kita berendam sore saja" jelas Rich.
"Setuju!" Kata Nara.
"Apa kamu sering ke pemandian air panas? karena setahuku orang Asia timur seperti Cina Jepang dan Korea sering melakukannya" tanya Rich.
"Lumayan sering saat masih di Jepang dan Jerman. Tapi semenjak pindah ke Spanyol aku belum pernah karena aku tak tahu dimana tempatnya" jawab Nara.
"Gimana kalau nanti kita udah pulang ke Spanyol kita pergi ke pemandian panas? aku tahu tempatnya" ajak Rich.
"Kamu yakin?" Nara meragukan ajakan Rich.
"Iya Nara" Rich menyakinkan Nara.
"Baiklah" Nara setuju.
*** *** ***
Hari ini adalah hari terakhir Rich dan Nara berada di Dubai dan besok mereka akan take off dari Dubai. Kemarin Rich dan Nara menghabiskan waktunya di pemandian air panas, tapi hari ini Rich saya ingin berada di villa saja.
Jarum jam menunjukkan pukul 3 siang. Rich sibuk dengan laptopnya kemudian Nara datang membawa dua kaleng softdrink dan sepiring biskuit lalu duduk di sebelah Rich
"Ngapain?" Nara memberikan sekaleng softdrink.
"Gak ada, cuma browsing aja" jawab Rich.
"Kamu berencana untuk membangun kembali bisnis kamu kan?" Tanya Nara.
Rich hanya diam dan tak berencana menjawab pertanyaan Nara.
"Bridge demi Tuhan tolong jawab aku, kau tidak berencana untuk melakukan itu kan" Nara mulai takut.
Rich menatap Nara kemudian mengangkat kedua alisnya dan tersenyum licik.
"Jangan katakan padaku bahwa jawabannya ya" ucap Nara dengan ekspresi terkejut.
Tiba-tiba Rich tertawa, Nara kaget dan juga marah dengan ekspresi Rich.
"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Nara kesal.
"Apa kamu gak bisa berfikir positif tentangku?" Ledek Rich dengan suara yang masih menyimpan tawa.
"Kamu ngerjain aku?" Tanya Nara kesal.
"Kamu tuh masih polos banget" tawa Rich kembali terdengar.
"Dasar" Nara memukul dada Rich sebagai pelampiasan kekesalannya.
"Awh sakit Nara" Rich meringis kesakitan dan memegang bekas pukulan Nara.
"Kamu gak kenapa-napa Rich? Aku tadi hanya bercanda dan juga aku gak mukul kamu kuat" Nara panik dan khawatir.
Tiba-tiba Rich kembali tertawa, kali ini ia sukses mengerjai Nara untuk keduakalinya. Nara mendengus kesal dan mencibir.
"Aku gak mau bicara sama kamu!" Ketua Nara.
"Aku hanya bercanda Nara, Tolong maafkan aku dan jangan marah" bujuk Rich.
Nara tak berkutik dan hanya diam menatap Rich.
"Kalo gitu nanti malam kita naik perahu sebagai permintaan maaf ku" Rich kembali membujuk Nara.
Nara belum juga menyahut. Ia mengambil nafas panjang lalu membuangnya.
"Baiklah jika kamu memaksa" jawab Nara dan membuat Rich tersenyum senang.
*** *** ***
Malam harinya Rich sudah menunggu Nata diluar villa. Ia tampil kasual dengan kaus putih dibalut dengan Boomber abu-abu. Sedangkan Nara masih berada di dalam villa. Rich sudah menyewa sebuah kapal khusus untuk mereka berdua malam ini. Setelah beberapa saat menunggu, Nara akhirnya keluar dari villa. Rich berdecak kagum didalam hatinya melihat Nara yang cantik dengan gaun ketat berwarna abu-abu gelap.
"You're late, beautiful" ucap Rich.
"Sorry, handsome" balas Nara dengan tersenyum.
"Ayo" Rich mengulurkan tangannya.
Nara melihat uluran tangan Rich lalu menatap mata Rich seolah tak percaya.
"Jangan khawatir, aku gak akan macam-macam" Rich menyakinkan Nara.
Nara lalu memberikan tangannya sambil tersenyum. Akhirnya Rich dan Nara bergandengan tangan sampai mereka tiba di pinggir pantai.
Rich dan Nara lalu menaiki kapal dengan tipe speed boat dan Di kapal itu tersedia sebuah meja dan dua kursi.
"Rich, siapa yang akan menyetir? Dimana nahkoda kapal ataupun sopirnya?" Tanya Nara.
"Tenang lah Nara. Nahkoda mu disini. Kamu duduk manis disini dan aku yang akan menyetir" Rich mempersilahkan Nara untuk duduk.
"Kamu yakin bisa nyetir kapal? Beda loh sama nyetir mobil" Nara duduk di kursi yang disediakan dan menatap ragu Rich yang sedang memegang stiur kapal.
Rich tak menjawab pertanyaan Nara. Ia lalu menyalakan kapal dan membawa kapal hingga jarak sekitar 100 meter dari villa mereka.
"Kita udah sampai" kata Rich.
Rich kemudian duduk di meja yang sudah di sediakan, ia duduk berhadapan dengan Nara. Rich menuangkan anggur ke dalam gelasnya dan gelas Nara.
"Boleh aku nanya sesuatu, Nara?" Guman Rich.
"Boleh, apaan?" Sahut Nara.
"Kenapa belakangan ini kamu bersikap manis padaku?" Tanya Rich.
"Memangnya kenapa?" Tanya Nara balik.
"Aneh aja, kamu benci aku jadi kenapa kamu baik sama aku?" Jelas Rich.
"Hhmm, mungkin karna kita berteman" jawab Nara.
Rich terkejut mendengar jawaban Nara dan membuatnya terbatuk-batuk.
"Minum air putih dulu" Nara menyodorkan segelas air putih untuk Rich.
Rich meminum air putih yang diberikan Nara tadi.
"Ada apa Rich? Kok sampai batuk segala?" Tanya Nara.
"Gak, gak ada" jawab Rich.
Nara tak berkomentar lebih lanjut. Ia memilih untuk meminum anggur yang dituangkan oleh Rich tadi.
"Kamu tahu Rich, terlalu banyak minum akan mabuk" kata Nara.
"Jadi ...?" Tanya Rich.
"Biasanya orang akan berkata jujur saat mabuk. Jadi aku ingin menanyakan sesuatu padamu nanti saat kamu sedang mabuk" jelas Nara.
"Agar aku bisa jawab jujur kan?" Rich tersenyum mendengar penjelasan Nara.
"Ya, kamu benar"
"Tapi aku gak akan mabuk" Rich meneguk minumannya.
"Yang bener? Kenapa?" Tanya Nara.
"Kalau aku mabuk, siapa yang akan nyetir kapal? Emang kamu bisa?" Ledek Rich meremehkan Nara.
"Damn it!" Gerutu Nara.
"Kenapa kamu segitunya kecewa? Kamu bisa tanya apapun sama aku" Rich tersenyum.
"Kalau gitu aku cuma mau nanya satu hal aja" pinta Nara.
"Silahkan" Rich setuju.
"Apa kamu pacaran dengan seseorang sekarang?" Tanya Nara.
"Gak, aku lagi gak pacaran" jawab Rich.
"Kalau berkencan dengan seorang wanita?" Tanya Nara.
"Gak juga" jawab Rich lebih singkat dari sebelumnya.
Nara kecewa dengan jawaban Rich. Ia kembali teringat kejadian saat ia melihat Rich berpelukan dengan seorang wanita.
"Jangan terlalu banyak minum, nanti mabuk" Rich menghentikan Nara yang sudah minum terlalu banyak.
"Udara mulai dingin, kita pulang sekarang yuk" saran Nara.
Rich mengangguk setuju. Ia bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Nara kemudian melepaskan Boomber abu-abu nya dan ia pakaikan pada Nara. Sontak Nara terkejut melihat perlakuan Rich.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Nara heran.
"Gak ada, tadi kamu bilang udaranya dingin, jadi aku cum kasih bantuan kecil" jawab Rich enteng.
"Tapi nanti kamu yang kedinginan" protes Nara
"Aku ini Pria, jadi jangan khawatirkan aku" jelas Rich dengan senyumnya.
Rich lalu melangkah menjauhi Nara dan mendekati stiur kapal. Ia lalu membawa kapal kembali ke pinggir pantai.
Rich dan Nara berjalan menuju villa mereka tanpa ada satu kata pun yang keluar.
"Rich!!" Panggil Nara saat mereka sudah tiba didalam rumah.
Rich hanya melirik Nara.
"Ada yang ingin aku katakan" ucap Nara.
"Apaan? Aku mau ke kamar, istirahat" Tanya Rich.
"Hhmm ... Rich, gracias! (Rich, Terima kasih)" Nara memberikan senyuman indah nya.
Entah mengapa hati Rich senang mendengar ucapan Nara.
"Jangan berterima kasih, aku gak lakukan apapun" Rich membalas senyuman Nara.
Rich berniat melanjutkan langkahnya tapi Nara menghentikannya. Nara berjalan mendekati Rich. Saat mereka sudah sangat dekat, Nara menghentikan langkahnya.
"Rich, tutup matamu" pinta Nara.
"Untuk apa?" Tanya Rich.
"Lakukan aja" jawab Nara
Rich lalu menutup mata nya. Ia hanya mendengar langkah kaki Nara yang kian mendekat. Sampai tiba-tiba tubuhnya menjadi hangat karena berdekatan dengan tubuh Nara. Ya, Nara sedang memeluk Rich.
Jauh di lubuk hati Rich ia ingin membalas pelukan Nara, tapi ego melarangnya. Akhirnya Rich tak membalas pelukan Nara. Ia hanya tersenyum senang.
Nara melepaskan pelukannya dari Rich. Wajahnya memerah karna malu. Sangking malunya ia langsung masuk ke kamar tanpa sepatah katapun. Sedangkan Rich masih terdiam tak percaya.
"Apa ini mimpi? Dia memelukku? Apa dia sedang sakit?"guman Rich.
Rich tak mau ambil pusing. Ia langsung menyusul Nara masuk ke kamar. Saat ia masuk ke kamar, terlihat Nara sudah lebih dulu tidur.
"Aku akan tidur di sofa malam ini" guman Rich dengan senyum diwajahnya.
*** *** ***
Sebulan telah berlalu sejak pernikahan Rich dan Nara berlangsung. Mereka tinggal di rumah sendiri yang berada di lingkungan Collingwood Mansion. Meskipun tinggal serumah, Rich dan Nara memilih untuk pisah kamar. Mereka tidak tidur dikamar yang sama atas permintaan Rich. Hanya pembantu dan sopir mereka yang mengetahui hal itu. Kedua orang tua Rich maupun Nara juga tak mengetahuinya.
Setiap pagi Rich dan Nara sarapan bersama lalu mereka berangkat terpisah, dan jika malam datang, Rich seringkali pulang larut malam dan Nara sudah tidur.
Setelah kepulangan mereka dari Dubai, Rich dan Nara sudah sangat jarang berbicara. Mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga jarang bertegur sapa walaupun mereka tinggal satu atap. Kehidupan mereka pun seperti pasangan yang belum menikah.
*** *** ***