Malam itu, seseorang memakai jubah serba hitam dilengkapi tudung kepala dengan pedang di punggungnya, menyelinap masuk ke sebuah pondok kecil. Melalui jendela kayu yang dibiarkan tidak dikunci, dengan mudahnya dia melompat masuk sambil mengendap-ngendap. Saat dia memasuki ruang tengah, tanpa sadar langkah kakinya menyentuh seutas benang yang sebenarnya sengaja dipancangkan setinggi betis sebagai alarm tradisional. Benang dijadikan pemicu yang dikaitkan pada sepotong bambu serta kepingan logam seukuran cakram. Sehingga ketika benang tertarik, secara otomatis melepas pegas pada bambu dan logam pun berbunyi bak suara alat musik bonang dalam gamelan. Suaranya menggema mengisi seluruh ruangan.