"Terimakasih... Rook... dan.. selamat tinggal."
Adalah kata terakhir yang kuucapkan kepadanya, sebelum akhirnya berjalan menuju ke tanah kematian.
Semuanya telah berubah menjadi gelap gulita...
Tak ada yang dapat kudengar, tak ada yang dapat kulihat, yang tersisa hanyalah diriku... sendirian dalam kegelapan.
Aku mendengar dari beberapa orang yang memiliki kepercayaan, setelah kematian datang... niscaya sebuah gerbang besar berwarna oranye akan muncul di depan mata. Gerbang tersebut adalah Gerbang Senja, pembatas antara alam kehidupan dan alam kematian. Namun... gerbang itu tak mendatangiku, melainkan... gelap semata.
'Atau mungkin, Dewa Kematian tidak menerima jiwa bajak laut kotor sepertiku ?!' ucapku pada diriku sendiri. Sebentar, kenapa aku masih dapat mengatakannya dengan diriku sendiri ?!